REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Gelandang Barcelona, Sergio Busquets, tegas menyatakan Asosiasi Pesepak Bola Spanyol (AFE) telah bersatu menolak pertandingan La Liga dimainkan di Amerika Serikat (AS). Bahkan, mereka tak menutup kemungkinan akan melakukan aksi mogok.
"Semua permain bersatu, serikat ini kuat dan sebagaimana presiden kami telah menjelaskan, kami semua berpikir hal yang sama tentang masalah ini," ujar Busquets dalam keterangan resmi yang dikeluarkan AFE, dikutip dari Football Espana, Jumat (24/8).
"Bersama, kami lebih kuat dan mengambil posisi ini untuk memastikan kami berdiri atas apa yang kami yakini adalah yang terbaik untuk sepak bola."
Pemain yang mewakili masing-masing dari 20 klub La Liga berkumpul kembali di AFE untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka pada rencana yang diumumkan pada pekan lalu oleh La Liga. Mereka juga tak menutup kemungkinan untuk melakukan aksi mogok.
Dengan dipimpin oleh Busquets, pemain Real Madrid Sergio Ramos, gelandang Atletico Madrid Koke dan Joaquin dari Real Betis, para pemain menyatakan sikap mereka pada isu yang kontroversial ini. Para pemain dan AFE juga khawatir atas waktu mulainya pertandingan liga, yang mana banyak berjalan lewat tengah malam waktu setempat.
"Para pemain sangat marah, sangat terkejut, dan semua menentangnya. Ini tidak wajar," ujar Presiden AFE David Aganzo kepada ESPN FC.
Menurutnya, para pemain tidak ingin memainkan laga La Liga di luar negeri. Karena itu, hal-hal yang ada saat ini harus dipikirkan dan dilakukan dengan cara yang lebih koheren dan menggunakan akal sehat.
"Keputusan sebesar ini, yang memengaruhi pemain, wasit, dan penggemar, diambil secara sepihak dan tidak dihormati," jelasnya lagi.
Ia mengungkapkan telah memiliki informasi mengenai adanya klub yang mendukung dan menentang aksi mogok. Sebagai perwakilan pemain, David mengatkan, masalah ini harus diselesaikan dengan serikat pekerja.
"Dan kami akan memberi tahu mereka semua masalah kami. Jika sejak saat itu dan beberapa hari setelahnya mereka tak menjawab, maka kita harus menyelesaikan situasiya," ujar dia.
"Kami akan mencoba melihat ini tidak mencapai titik ekstrem (mogok). Tapi, kami bersedia untuk pergi ke pilihan terakhir jika memang itu diperlukan."