Sabtu 25 Aug 2018 14:17 WIB

PKB: #2019GantiPresiden Menyerempet ke Kampanye Hitam

Lukman Edy menilai #2019GantiPresiden bisa menjadi bumerang.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Teguh Firmansyah
Spanduk dukungan ganti presiden di pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang muncul di Kabupaten Bandung, Rabu (15/8). Tepatnya di pertigaan Jalan Raya Warung Lobak, Desa Gandasoli, Kecamatan Soreang. Saat ini, bakal calon presiden dan wakil presiden yang sudah mendaftar ke KPU yaitu Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Spanduk dukungan ganti presiden di pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang muncul di Kabupaten Bandung, Rabu (15/8). Tepatnya di pertigaan Jalan Raya Warung Lobak, Desa Gandasoli, Kecamatan Soreang. Saat ini, bakal calon presiden dan wakil presiden yang sudah mendaftar ke KPU yaitu Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Ketua DPP PKB Lukman Edy menilai, gerakan #2019GantiPresiden merupakan jenis kampanye negatif yang akan menyerempet kepada kampanye hitam.  Menurut Lukman, hal itu justru akan membuat masyarakat jemu dan menjadi serangan balik kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

“Berbagai macam pengalaman dan referensi yang kami dapatkan, model kampanye negatif dan black campaign tidak terlalu efektif dan menjadi  bumerang,” kata Lukman saat berbincang dengan Republika.co.id, Sabtu (25/8).

Ia mengatakan, kampanye negatif bahkan kerapkali menyerempet kepada fitnah. Padahal, pemilih Indonesia sudah sangat berpengalaman baik dalam pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah. Masyarakat, lanjut dia, pun sudah jauh lebih cerdas dibanding 10 tahun yang lalu.

Baca juga, Polda Jatim: Ada 5.000 Orang Tolak #2019GantiPresiden.

Lukman menambahkan, meski awalnya tagar tersebut terlihat menarik,  Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tak perlu menjawab kampanye gerakan #2019GantiPresiden.

Pihaknya juga tak akan meminta kepada aparat untuk mengamankan gerakan tersebut yang mulai masuk ke daerah-daerah. Pihak-pihak yang ingin menggencarkan #2019GantiPresiden dipersilakan menyuarakan aspirasinya.

Ketika masyarakat mulai jenuh maka pejawat Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin yang mendapat simpati. “Kita biarkan saja. Semakin mereka gunakan model kampanye itu akan semakin baik untuk meningkatkan elektabilitas kita,” tutur dia. 

Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf akan melakukan kampanye dengan cara memaparkan kinerja dan prestasi pemerintahan dibawah kendali Jokowi serta prospek lima tahun ke depan.

Di antara prestasi yang diklaim baik adalah stabilitas pertumbuhan ekonomi, kemiskinan yang menurun, serta tingkat ketimpangan yang semakin rendah.

Menurutnya, sektor ekonomi adalah bidang yang paling berhasil di pemerintahan saat ini. Hanya saja, ia mengaku cara penyampaian prestasi akan diperbaiki.

Hal itu agar dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk generasi milenial. Sebab, pemaparan kinerja yang terlalu formal akan sulit dipahami oleh sebagian masyarakat. “Model komunikasi akan kami perbaiki jadi lebih sederhana dan mudah dipahami,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menilai, gerakan #2019GantiPresiden tak perlu dikomentari dan diramaikan oleh koalisi Jokowi. Selain tak akan berdampak pada elektabilitas pejawat, kampanye semacam itu semakin ditanggapi akan makin dikenal. “Jadi biar berlalu dalam sunyi saja,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement