REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Prof drh Wiku Adisasmito MSc PhD menjadi salah satu dari delapan dosen dan rektor yang memperoleh penghargaan Academic Leader Award 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Prof Wiku Adisasmito mendapatkan penghargaan di bidang kesehatan atas hasil inovasinya membuat jamu hewan Herbachick dan HerbaFit yang mampu meningkatkan kesehatan hewan secara alami dan menjadi solusi untuk bahaya resistensi antibiotika akibat penggunaan antibiotika sebagai growth promotor yang sering dicampur pada pelet pakan hewan.
Selain inovasi ilmiah yang sudah dilakukan, kolaborasi internasional pun telah dilakukan Prof Wiku dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi terutama terkait One Health dan kesehatan global. Prof Wiku merupakan Koordinator INDOHUN (Indonesia One Health University Network) yang beranggotakan 34 fakultas bidang kesehatan dari 20 universitas di Indonesia. Dia juga merupakan Adjunct Professor Tufts University, Amerika Serikat untuk bidang Infectious Disease and Global Health.
"Penghargaan ini tentu akan membuat kami makin tertantang untuk terus menciptakan inovasi-inovasi baru yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia," ujar Prof Wiku, dalam rilisnya, Jumat (24/8).
Prof Wiku merupakan satu-satunya tenaga pendidik dari Universitas Indonesia yang meraih penghargaan Academic Leader Award 2018. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada tujuh akademisi lainnya yang terdiri dari rektor dan dosen berprestasi, menghasilkan inovasi, dan menjalankan tridarma perguruan tinggi.
Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID), Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti mengatakan, peraih anugerah Academic Leader Award 2018, adalah mereka yang tidak hanya telah menghasilkan inovasi, tetapi juga telah berdedikasi menjalankan Tridarma pendidikan tinggi.
Para akademisi yang mendapat anugerah Academic Leader Award 2018 ini untuk kategori Dosen di bidang Sains yaitu Fitri Khoerunnisa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Fitri merupakan penemu biomaterial untuk pengolahan/pemurnian air (bioflokulan/membrane) dan bionutrient.
Kemudian di bidang teknologi dianugerahkan pada Agus Purwanto dari Universitas Sebelas Maret (UNS), sebagai penemu dan pengembang teknologi pembuatan baterai litium pertama di Indonesia. Untuk bidang pertanian dianugerahkan pada Achmad Subagio, dari Universitas Jember, sebagai penemu agroindustri MOCAF (Modified Cassava Flour): Integrated farming berbasis singkong di lahan suboptimal untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan ketahanan pangan nasional.
Sementara anugerah untuk kategori Pemimpin Perguruan Tinggi Swasta dianugerahkan kepada Harjanto Prabowo dari Universitas Bina Nusantara. Harjanto telah berhasil membawa Universitas Bina Nusantara menjadi satu-satunya PTS asal Indonesia yang masuk ke dalam peringkat 50 besar Asia.
Kemudian Rektor/Direktur PTN Satker dianugerahkan pada Samsul Rizal, dari Universitas Syiah Kuala, yang berhasil menerapkan konsep pengembangan mutu terstruktur dan berkelanjutan. Sehingga dapat meningkatkan akreditasi institusi dari C menjadi A, dan telah membawa berbagai kebijakan baru di bidang kebijakan akademik.
Sedangkan untuk Rektor PTN BLU (Badan Layanan Umum) dianugerahkan pada Ravik Karsidi dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Ravik dinilai merupakan sosok yang gencar mendorong hilirisasi produk riset hasil karya dosen UNS di tingkat nasional, dan berhasil menerapkan Sistem Perencanaan Berbasis pada Cost Structure Analysis (CSA) yang membantu penyusunan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) UNS yang transparan dan akuntabel.
Untuk Rektor di PTN-BH diberikan pada Kadarsah Suryadi, dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yang dianggap telah memperjuangkan ITB untuk bergerak dari Research University menuju Entrepreneurial University.