Ahad 26 Aug 2018 13:23 WIB

Pertamina Gelar Operasi Pasar Elpiji 3 Kg di Parigi Moutong

Pasokan gas elpiji 3 kg di Parigi Moutong sudah melebihi kuota

Operasi pasar gas elpiji 3 kilogram yang digelar PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi di Parigi Moutong pada Ahad (26/8).
Foto: Dok Pertamina
Operasi pasar gas elpiji 3 kilogram yang digelar PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi di Parigi Moutong pada Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIGI MOUTONG – Mengantisipasi kenaikan harga di level pengecer dan peningkatan konsumsi elpiji subsidi 3 kilogram (kg) di masyarakat, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi menggelar operasi pasar elpiji. Operasi pasar elpiji digelar di Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong selama dua hari yakni pada tanggal 25-26 Agustus 2018.

Dalam operasi pasar ini Pertamina menyalurkan alokasi tambahan sebanyak 1.120 tabung elpiji 3 kg secara bertahap di lima lokasi yakni di Halaman Kantor Camat Tinombo Selatan dan di kantor Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan pada Sabtu (25/8). Operasi pasar kemudian dilanjutkan di 3 Pangkalan, yakni Pangkalan Inaya dan Pangkalan Akila Mukhtar, Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan, serta Pangkalan Haji Mastian, Desa Poly Kecamatan Tinombo Selatan pada Ahad (26/8).

Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M Roby Hervindo mengatakan, operasi pasar yang digelar Pertamina bersama Pemerintah Daerah dan Hiswana ini bertujuan untuk meminimalkan peran pengecer dan memeratakan penyaluran LPG 3 kg ke konsumen secara langsung. “Dalam operasi pasar ini, masyarakat dapat membeli elpiji 3 Kg sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong yakni Rp 19.800 per tabung,” jelasnya dalam keterangan pers tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (26/8).

Roby menjelaskan, di Kabupaten Parigi Moutong hingga bulan Juli 2018 penyaluran elpiji subisidi yang ditujukan bagi masyarakat miskin ini berjalan normal. Bahkan, menurutnya, melebihi alokasi yakni 3.612 Metrik ton (MT) atau sebanyak 1.2 Juta tabung, 5 persen melebihi (over) kuota yang ditetapkan.

Menilik data masyarakat pengguna elpiji di Kabupaten Parigi Moutong, saat ini proporsi konsumsi elpiji 3 kg bersubsidi mendominasi sebesar 90 persen. Sedangkan sisanya hanya 10 persen yang menggunakan elpiji non subsidi.

"Hal Ini berbanding terbalik dengan data dari BPS Kabupaten Parigi Moutong yang menyatakan jumlah penduduk miskin hanya 16,6 persen. Artinya masih sangat banyak masyarakat mampu di Kabupaten Parigi Moutong yang masih menggunakan elpiji bersubsidi yang bukan haknya," ungkap Roby.

Roby menambahkan, hhusus di bulan Agustus 2018, Pertamina telah  mengalokasikan 179.200 tabung atau meningkat 11 persen dari alokasi bulan Juli sebesar 161.280 tabung. Selain itu, menghadapi Hari Raya Idul Adha kemarin, Pertamina juga mempercepat penyaluran elpiji 3 kg di Kabupaten Parigi Moutong dengan memajukan penyaluran tanggal 22 Agustus 2018 ke tanggal 19 Agustus 2018.

Dalam kegiatan operasi pasar ini, untuk menghindari pembelian di luar kewajaran ataupun penimbunan, pembelian elpiji 3 kg dibatasi maksimal 1 tabung per konsumen. “Pembelian harus disertai dengan Kartu Keluarga (KK) dan pemilik KK tidak dapat diwakili, sehingga 1 KK hanya 1 tabung, agar penyaluran elpiji subsidi kepada masyarakat miskin tepat sasaran dan merata,” jelas Roby.

Selain menambah alokasi, mempercepat penyaluran elpiji serta menggelar operasi pasar, Pertamina juga menurukan tim di lapangan untuk melakukan sidak harga elpiji 3 kg di pangkalan dan apabila ditemukan harga di atas HET, maka agen dan pangkalan akan dikenakan sanksi yang sesuai. “Untuk memperoleh elpiji 3 kg, kami menghimbau agar masyarakat membelinya di pangkalan ataupun SPBU dengan stok tersedia dan harga yang sesuai HET setempat,” imbau Roby.

Saat ini Pertamina telah menyalurkan elpiji 3 kg sesuai alokasi yang ditetapkan di Kabupaten Parigi Moutong melalui 5 agen dan 996 pangkalan dengan rata-rata stok harian di pangkalan berkisar 20-30 tabung. “Adapun untuk pasokan dan harga elpiji di tingkat pengecer tidak dapat dikontrol Pertamina karena pengecer bukan lembaga penyalur resmi Pertamina,” tutur Roby.

Sesuai dengan peraturan pemerintah, elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan usaha kecil menengah (UKM). “Karenanya kami menghimbau bagi masyarakat yang mampu dan seharusnya tidak menggunakan elpiji bersubsidi agar menggunakan elpiji non subsidi yang telah disediakan Pertamina yakni Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg yang sudah tersedia di Kabupaten Parigi Moutong,” tutur Roby.

Sebelumnya, Pertamina juga telah melakukan sinergi penggunaan Brightgas kepada seluruh PNS di Kabupaten Parigi Moutong. "Kami menghimbau Pemkab dan aparat untuk mengawasi dan jika perlu menindak penyalahgunaan elpiji subsidi. Karena hal ini merugikan masyarakat miskin yang tidak mendapat haknya. Pertamina siap bekerja sama dengan Pemkab dan aparat," ujar Roby.

Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam menyampaikan informasi, keluhan ataupun masukan yang membangun atas pelayanan elpiji 3 kg melalui Contact Pertamina di nomor 1-500-000 atau email [email protected] dan sms ke 0815-9-500000.

“Jika masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan terkait penyalahgunaan elpiji ataupun penyimpangan lainnya, dapat langsung melaporkannya kepada Pertamina,” kata Roby.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement