Ahad 26 Aug 2018 14:01 WIB

Kementan Berhasil Jaga Stok Beras Nasional di Musim Kemarau

Kementan melakukan berbagai upaya meminimalisir kondisi puso di areal persawahan

Red: EH Ismail
Kementan berupaya meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan
Kementan berupaya meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kondisi kemarau yang melanda berbagai wilayah, menjadi ancaman tersendiri dari tahun ke tahun bagi sektor pertanian terutama komoditas beras. Dengan jumlah penduduk tergolong tinggi dengan kebutuhan untuk konsumsi beras nasional mencapai 2,3-2,4 juta ton per bulan, ketersedian cadangan beras menjadi hal yang krusial.

Berdasarkan surat yang dikeluarkan Perum Bulog,  9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018, diketahui hingga Juli 2018 stok beras Bulog berada di angka 1,86 juta ton. Sekedar informasi, stok cadangan beras nasional dinyatakan aman adalah 1 - 1,5 juta ton. Surat itu langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.

"Stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) per akhir Juli 2018 sebesar 1.861.404 ton yang terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton. Dengan stok yang dikuasai tersebut Perum Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah," sebagaimana dikutip dalam isi surat tersebut.

Untuk di sektor hulu sendiri, sejak pemerintahan Jokowi – JK, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai upaya yang mampu mendongkrak produksi gabah terutama pada musim kemarau. Konsep “tiada hari tanpa tanam, tiada hari tanpa panen” yang di jalankan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjaga ketersedian beras yang berkesinambungan setiap bulannya berdampak pada berbagai kebijakan yang mendukung hal tersebut.

Pendistribusian alat mesin pertanian (alsintan), pompa air yang masif serta pemanfaatan lahan rawa yang sebelumnya tidak pernah dilirik sebagai lahan produktif menjadi berbagai kebijakan yang diharapkan mampu mendongkrak produksi beras nasional.

Di musim kemarau sendiri, Kementan telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir kondisi puso pada areal persawahan. Dibandingkan periode Juli 2017, tercatat kondisi puso di Juli 2018 menurun drastis tepatnya dari 2.074 ha di Juli 2017 menjadi 1.725 ha di Juli 2018. Di samping itu, kondisi pertumbuhan Luas Tambah Tanam cukup menjajikan. Tercatat data yang dihimpun oleh Kementan, Luas area tanam pada periode Januari hingga April tahun 2017 ke tahun 2018 meningkat, tepatnya 5,4 juta ha ke hampir 5,9 juta ha.

Lebih jauh lagi, Kementerian Pertanian juga bekerja sama dengan berbagai pihak terkait serapan gabah di tingkat petani terutama dengan TNI AD dan BULOG. Untuk mengetahui jumlah cadangan beras pemerintah yang dimiliki Bulog, Badan Ketahanan Pangan Kementan bersama Perum Bulog terjun langsung ke lapangan mengumpulkan cadangan beras pemerintah langsung dari petani.

Hasilnya cukup mengejutkan, terhitung Selasa (21/8) pukul 10.00 WIB, diketahui jumlah cadangan beras pemerintah meningkat hingga 2,027 juta ton atau meningkat sebanyak 166.418 ton dari bulan Juli 2018.

"Iya jumlahnya naik hanya dalam waktu satu bulan dari bulan Juli hingga Agustus 2018," ujar Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi.

Tidak hanya itu. Ternyata cadangan beras pemerintah juga ada di tingkat penggilingan. Tercatat hingga 21 Agustus 2018 terdapat 1,230 juta ton beras masih tersimpan di gudang - gudang penggilingan padi baik besar, sedang atau kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk Jakarta sendiri jumlah stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) diketahui mencapai 44 ribu ton.

Melihat kondisi tersebut di atas, Kementerian Pertanian yakin mampu memenuhi kebutuhan beras nasional melalui produksi dalam negeri. Belum lagi, yang terbaru, Kementerian Pertanian tengah memanfaatkan lahan rawa diperuntukan pada pertanaman padi. Estimasi lahan rawa yang akan dioptimalkan sekitar satu juta hektar yang tersebar di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement