REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Alvara Research Center merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres pascadeklarasi. Dari hasil survei tersebut diketahui pasangan capres cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin unggul 53,6 persen ketimbang pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang hanya sebesar 35,2 persen. Sedangkan pemilih yang belum memutuskan sebesar 11,2 persen.
"Kedua tokoh capres elektabilitasnya semakin menguat meskipun saat ini Prabowo belum mengejar ketertinggalan dari Jokowi, namun mengingat jadwal kampanye yang sangat panjang, dinamika persaingan diantara keduanya akan semakin menarik," kata CEO Alvara Research Centre Hasanuddin Ali di Jakarta, Ahad (26/8).
Jika melihat tren sejak bulan Februari sampai Juli, elektabilitas Jokowi dan Prabowo cenderung mengalami peningkatan. Diketahui pada bulan Februari, elektabilitas Jokowi mencapai 52,0 persen, Mei 52,3 persen, Juli 52,6 persen, dan kini mencapai sebesar 53,7 persen. Begitu juga elektabilitas Prabowo di bulan Februari sebesar 33,2 persen, Mei 33,6 persen, Juli 35,4 persen, dan Agustus sebesar 36,8 persen.
Sementara itu untuk elektabilitas cawapres, Ma'ruf Amin lebih unggul sedikit yaitu 45,3 persen ketimbang Sandiaga Uno yang hanya sebesar 43,1 persen. Sandiaga unggul di pemilih muda dan KH Ma'ruf AMin unggul di pemilih dewasa dan tua.
"Posisi cawapres di kedua pasang kandidat ternyata tidak cukup signifikan untuk mengubah pilihan pemilih, publik masih melihat kekuatan figur masing-masing kandidat capres sebagai faktir penting dalam menentukan pilihannya," ujar.
Untuk diketahui survei tersebut dilakukan pada 12-18 Agustus 2018. Metode yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan melibatkan sebanyak 1.500 responden dengan margin of error 2,53 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.