Ahad 26 Aug 2018 18:43 WIB

Kota Yogyakarta Tambah Kampung Tanggap Bencana

Pelatihan yang dilakukan berdasarkan daerah yang rawan terhadap bencana.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Bencana longsor di Kota Yogyakarta.
Foto: Antara.
Bencana longsor di Kota Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang musim penghujan, dikhawatirkan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai berpotensi terkena longsor. Mengantisipasi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menambah 10 titik lokasi kampung tanggap bencana (KTB) di 2018 ini, termasuk yang berada di pinggiran sungai.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kota Yogyakarta, Suyatman, mengungkapkan penambahan KTB dilakukan guna membuat masyarakat siap menghadapi bencana. Dalam program KTB sendiri, masyarakat diberikan pelatihan dan pemahaman terkait bencana.

"Kita ada penambahan KTB, kita ada dua termin pertama itu pada Februari - Maret itu lima lokasi. Juli, Agus, September ini ada juga lima. Nanti sesuai rencana awal Oktober sudah selesai (pelatihan) semuanya," kata Suyatman.

Daerah yang telah diberikan pelatihan di antaranya di Sagan, Malangan, Purwodiningratan, Jatimulyo, dan Sosrokusuman. Daerah lainnya yaitu Macanan, Dukuh, Pilahan, Mangkukusuman, dan Pajeksan.

Ia mengungkapkan, pelatihan yang dilakukan berdasarkan daerah yang rawan terhadap bencana. Misalnya, jika suatu daerah berpotensi banjir, maka akan difokuskan terhadap pelatihan penanganan banjir.

Begitu pun dengan daerah rawan gempa, pelatihan difokuskan dengan penanganan gempa. "Edukasinya berdasarkan daerah rawan. Di situ akan muncul bahaya seperti apa saja yang akan terjadi. Akan disimulasikan berdasarkan bencana yang terjadi di daerah itu," tambahnya.

Dengan diberikanya pelatihan, ia berharap agar masyarakat dapat memersiapkan diri saat terjadinya bencana. "Setelah KTB itu diharapkan tidak ada korban. Kalau ada korban penanganannya masyarakat sudah siap," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement