Ahad 26 Aug 2018 18:51 WIB

Rumah Sakit Indonesia di Rakhine Ditarget Rampung Akhir 2018

Dalam pembangunan RS itu, dilibatkan orang-orang dari etnis yang berbeda.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, saat menjadi pembicara kunci Kongres Pancasila X di Balai Senat UGM, Kamis (23/8).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, saat menjadi pembicara kunci Kongres Pancasila X di Balai Senat UGM, Kamis (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia tengah membangun rumah sakit untuk membantu korban-korban kekerasan di Rakhine State. Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, berharap pembangunan itu bisa selesai sebelum pergantian tahun.

"Saat ini kita sedang membangun satu rumah sakit Indonesia di Rakhine State, insya Allah sebelum akhir tahun sudah rampung," kata Retno, saat menjadi pembicara kunci Kongres Pancasila X di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ia mengungkapkan, dalam pembangunan rumah sakit itu, dilibatkan orang-orang dari etnis-etnis yang berbeda. Tujuannya, agar perbedaan yang ada di antara mereka menjadi berkah dan bukan penghalang.

Retno turut berbangga untuk penanganan pengungsi di Rakhine State, Indonesia menjadi negara pertama yang sudah ada di lapangan mulai isu kekerasan muncul. Indonesia, langsung aktif menjadi jembatan komunikasi Myanmar dan Bangladesh.

Hal itu malah sudah dikomunikasikan Retno kepada tokoh-tokoh dunia, termasuk Kofi Annan yang belum lama ini meninggal dunia. Telah pula dikomunikasikan dengan organisasi-organisasi dunia.

"Indonesia bangun aspek-aspek kemanusiaan, mengirimkan sandang pangan ke sana dan kita bangun dialog lintas etnis di Rakhine," ujar Retno.

Dalam kesempatan-kesempatan yang ada, Indonesia telah pula menyampaikan kritik-kritik dan saran-saran atas permasalahan yang ada. Termasuk, soal pentingnya implementasi perlindungan keselamatan para pengungsi.

Baik pengungsi yang masih ada di Rakhine State, maupun pengungsi yang akan kembali dari berbagai negara sekitar. Sebab, itu merupakan jaminan yang bisa memberikan para pengungsi ketenangan untuk melanjutkan kehidupan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement