Senin 27 Aug 2018 06:08 WIB

Omah Kreatif Wadahi Kreativitas Anak Muda Yogya

Kegiatan yang dilakukan Omah Kreatif juga telah mengikis kenakalan remaja.

Kegiatan membuat kaus batik jumputan atau tie dye yang dilakukan Omah Kreatif Loedji 16 di Yogyakarta, Ahad (26/8).
Foto: dokpri
Kegiatan membuat kaus batik jumputan atau tie dye yang dilakukan Omah Kreatif Loedji 16 di Yogyakarta, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Beragam kreativitas dilakukan para pemuda di Yogyakarta untuk mengisi waktu. Salah satu yang dilakukan di antaranya adalah membuat kaus batik jumputan atau tie dye.

Kegiatan ini dilakukan oleh sebuah komunitas yang terletak di Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, yaitu Omah Kreatif Loedji 16. Melalui kegiatan tersebut, kaus yang sudah lama bisa terlihat seperti baru.

"Barangkali kegiatan ini belum memberikan profit, namun yang terpenting bisa memberikan manfaat bagi orang banyak," kata Ketua Divisi Keterampilan Omah Kreatif, Jalu Wicaksono, saat ditemui di sela-sela workshop pembuatan tie dye di Yogyakarta, Ahad (27/8).

Di luar dugaan, kata Jalu, peserta yang mengikuti workshop kemarin melebihi ekspektasi. Awalnya, komunitasnya tersebut hanya menargetkan 30 peserta saja. Namun ternyata yang mengikuti workshop tersebut hampir 50 peserta.

"Peserta pun berasal dari beragam kalangan. Tidak hanya pemuda, namun juga anak-anak dan orang tua," kata Jalu.

Tidak hanya dari wilayah di sekitar Pakualaman, kegiatan kemarin juga diikuti sejumlah peserta dari luar kotamadya seperti dari Sleman dan Bantul. Mereka ternyata mendapatkan informasi dari instagram @omahkreatif3116.

"Ke depan kami berusaha untuk membuat kegiatan semacam ini secara rutin," kata Jalu.

Selain mengadakan workshop pembuatan tie dye, Omah Kreatif juga memiliki beragam kegiatan kreatif lain seperti eco print, rajut, daur ulang limbah kantong kresek, serta bermacam field trip seperti mendaki gunung, bakti sosial, dan lain sebagainya.

Terbentuk pada 31 Desember 2016 silam, komunitas ini bermaksud untuk mendukung program pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan.

"Kita dorong agar mereka agar para pemuda di lingkungan ini untuk mengembangkan usaha sendiri. Oleh karena itu kita lakukan berbagai pelatihan," kata Ketua Divisi Lingkungan Omah Kreatif, Amiludin Azis.

Tidak hanya mempromosikan budaya lokal, Omah Kreatif juga mendorong agar produk-produk mereka tetap memegang prinsip ramah lingkungan. Contohnya, mereka menggunakan bahan pewarna alami dalam membuat kaus jumputan. Selain ramah lingkungan, bahan-bahan tersebut juga mudah diperoleh dan murah.

"Kegiatan eco print bahkan menggunakan bahan dari getah daun saja," jelas Azis.

Seorang warga Pakualaman, Nur Agra Acedya, memberikan apresiasi kepada Omah Kreatif yang dianggapnya telah memberikan wadah bagi pemuda untuk melakukan kegiatan positif. Sebelumnya, kata dia, wilayah tersebut sarat dengan kenakalan remaja.

Namun kini sedikit demi sedikit kenakalan yang menjurus aksi kriminalitas tersebut berkurang, salah satunya berkat keberadaan Omah Kreatif. "Selain mewadahi kreativitas anak-anak muda, bisa dibilang kegiatan yang dilakukan Omah Kreatif telah mengikis kenakalan remaja di lingkungan ini," kata pemerhati industri kreatif ini.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement