Senin 27 Aug 2018 15:01 WIB

Iran akan Bantu Perkuat Senjata Militer Suriah

Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami temui Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Iran
Foto: Reuters
Tentara Iran

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Iran mengisyaratkan akan membantu Suriah memperluas persenjataan militernya. Hal tersebut tercermin dalam pernyataan Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami ketika melakukan kunjungan ke Suriah, Ahad (26/8).

“Iran memiliki kemampuan tinggi di bidang pertahanan dan dapat membantu Suriah dalam memperluas peralatan militer mereka,” kata Hatami seperti dikutip laman Asharq Al-Awsat.

Hatami diperkirakan akan menandatangani kesepakatan kerja sama dalam bidang militer dan pertahanan. “Kami berharap memiliki peran produktif dalam rekonstruksi Suriah,” ujarnya menambahan.

Baca juga, Assad: Konflik Suriah, Perang Internasional.

Dalam kunjungan selama dua hari, Hatami tidak hanya bertemu dengan Menteri Pertahanan Suriah Ali Abdullah Ayoub. Ia juga bertemu Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pada kesempatan tersebut, Assad mengatakan bahwa hubungan bilateral Iran dan Suriah kuat serta stabil.

Sebelum bertolak ke Damaskus, Hatami mengungkapkan, dirinya akan membahas hubungan regional dan internasional dengan para petinggi Suriah. Ia pun akan mecoba membuka jalan bagi fase kerja sama.

Pekan lalu, penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton mengatakan Iran harus menarik pasukan militernya dari Suriah. Namun Iran menegaskan kehadiran militernya di Suriah merupakan undangan dan permintaan Assad. Teheran pun belum berencana menuruti permintaan AS.

AS memang turut terlibat dalam konflik di Suriah. Berbeda dengan Iran, AS mendukung kelompok oposisi.

Sejak konflik Suriah pecah pada 2011, Iran dan Rusia telah dianggap sebagai sekutu utama rezim Assad. Kedua negara itu menawarkan dukungan politik, ekonomi, dan militer kepada pemerintah Assad.

Kendati telah berlangsung selama sekitar tujuh tahun, konflik Suriah belum menunjukkan tanda-tanda akan berkahir. Sejumlah upaya perundingan dan negosiasi yang diinisiasi PBB belum menemui titik temu yang dapat mendamaikan pemerintah Suriah dan kubu oposisi.

Konflik Suriah telah menyebabkan lebih dari setengah juta orang tewas. Pertempuran yang tak kunjung usai juga menyebabkan lebih dari 10 juta warganya mengungsi ke berbagai negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement