REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi berupaya menekan produksi sampah rumah tangga. Caranya dengan merumuskan lahirnya peraturan wali kota (Perwal) mengenai pengelolaan sampah rumah tangga.
Pengurangan produksi sampah rumah tangga ini salah satunya karena luasan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cikundul Sukabumi yang sudah makin penuh. Bahkan diperkirakan umur dari TPA ini hanya bertahan hingga satu setengah tahun lagi.
"Rencananya akan digagas Perwal tentang pengelolaan sampah," ujar Kepala Bidang Tata lingkungan dan Peningkatan Kapasitas, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi Yelly Yumaeli kepada wartawan Senin (27/8). Untuk merealisasikannya saat ini tengah dilakukan penyusunan kebijakan strategi daerah dalam pegelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga.
Menurut Yelly. keberadaan aturan ini diimbangi dengan adanya perubahan perilaku masyarakat untuk menekan produksi sampah yang dimulai dari rumah. Contohnya berbelanja dengan membawa tas dari rumah dan tidak menggunkaan plastik.
Upaya ini ungkap Yelly mendapatkan dukungan dari salah satu pusat perbelanjan di Sukabumi. Di mana pasar modern ini menerapkan plastik berbayar.
Pemda juga lanjut Yelly, menyebarkan surat edaran yang berisi imbauan kepada kepala organisasi perangkat daerah (OPD) mengenai hidangan rapat tanpa kemasan plastik. Harapannya para pegawai membawa botol minuman dari rumah masing-masing.
Sementara di sisi lain ungkap Yelly, timbunan sampah dari hari ke hari di Sukabumi makin meningkat. Berdasarkan data terakhir produksi sampah di Kota Sukabumi mencapai sekitar 171 ton per hari.
Di mana sekitar 102 ton diantaranya masuk ke TPA sampah Cikundul. Sedangkan sisanya ada yang diolah di tempat pengolahan sampah terpadu (TP3R). Selain itu ada sekitar 10 persen sampah yang belum diangkut ke TPA karena ditimbun di tanah maupun ada yang dibuang ke sungai.
Yelly menuturkan, dengan kondisi saat ini maka diperkirakan umur dari TPA Cikundul akan bertahan hanya hingga 1.5 tahun ke depan dan waktu tersebut dinilai sebentar. Kondisi ini akan terjadi bila masyarakat tidak melakukan perubahan perilaku.