Selasa 28 Aug 2018 09:00 WIB

Rencana Balai Latihan Kerja di Pesantren Dimatangkan

BLK tersebut sangat dibutuhkan oleh pesantren agar lulusannya mampu bersaing.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pesantren Mahasiswa
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pesantren Mahasiswa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pemerintah Indonesia berencana membangun seribu Balai Latihan Kerja (BLK) untuk pesantren lengkap dengan gedung dan peralatannya. Rencana tersebut guna menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan global.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Ahmad Zayadi menyambut baik rencana pemerintah tersebut. Menurut Zayadi, BLK tersebut sangat dibutuhkan oleh pesantren agar lulusannya mampu bersaing secara global.

“Iya (bermanfaat), saya kira pesantren itu kan di samping menghasilkan ulama, menghasilkan pemimpin juga menyiapkan pribadi-pribadi enterpreneur,” ujar Zayadi kepada republika, Ahad (26/8).

Zayadi mengungkapkan mengenai konsep pembangunan BLKI tersebut sepenuhnya berada pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Untuk saat ini, Zayadi belum bisa menjelaskan terkait konsep dan desain tersebut karena baru akan dibahas pada awal September mendatang.

Oleh karena itu, mengenai anggaran yang dibutuhkan untuk satu BLK belum dapat disampaikan ke publik. Selain itu, daerah mana saja yang dibangun BLK, Zayadi menegaskan masih akan dimatangkan pada awal September mendatang.

“Jadi itu semua nanti masih akan dimatangkan awal September, nanti kalau sudah (matang),” kata Zayadi.

Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Jawa Timur, KH Agoes Ali Mashuri atau Gus Ali menilai rencana tersebut sangat bagus bagi kemajuan pesantren. Menurut Gus Ali, pesantren merupakan bagian terbesar dari anak bangsa

Dalam sejarah Indonesia, katanya, lahirnya negara ini mayoritas lahir dari pesantren. Di pondok pesantren juga lahir sistem pendidikan yang pertama kali mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.

“Jadi kalau pemerintah ingin mengadakan BLK di pondok pesantren, itu sudah pas, sudah pas dan tepat,” ujar Gus Ali kepada republika.

Dengan begitu, lulusan pesantren ke depan tak hanya mampu memahmi ilmu agama saja. Namun mereka pun mempunyai kemampuan dalam berwirausaha dan berwiraswasta. Sehingga dapat berdakwah di tengah-tengah masyarakat.

Sebab menurut Gus Ali, media dakwah mempunyai cakupan yang luas. Selain pengajian, dakwah juga dapat dilakukan melalui tulisan, ekonomi, serta edukasi agar mendapatkan kesempatan kerja sehingga menurunkan pengangguran.

Gus Ali menilai sejauh ini penanaman jiwa enterpreneur di kalangan pondok pesantren masih cukup minim. Karenanya, pondok pesantren ke depan agar menanamkan jiwa enterpreneur tersebut kepada para santri.

“Bagaimana santri bisa menjadi gerakan tidak hanya menjadi pelayan, karena ada semboyan orang bijak lebih baik menjadi kepalanya semut daripada ekornya saja,” kata Gus Ali.

Gus Ali berharap rencana pemerintah membangun seribu BLK di pesantren untuk didukung sepenuhnya. Ia menegaskan, sudah saatnya seluruh pondok pesantren merapatkan barisan menyukseskan program tersebut.

“Jangan  debat-debat kusir sepeti di warung kopi yang gak ada manfaatnya. Kalau pemerintah ada ide bagus dan ada orang gak setuju, penting diperiksakan orang itu,” ia menegaskan.

Pembangunan BLK tersebut, Gus Ali menilai sudah sewajarnya diberikan negara kepada pesantren karena jasanya yang besar terhadap negara. Apalagi pesantren merupakan pertahanan terakhir moral bangsa. Jika pesantren tertinggal dari kemajuan, Gus Ali meyakini negara pun akan merugi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement