Selasa 28 Aug 2018 11:58 WIB

Pemimpin Oposisi Rusia, Alexey Navalny Ditahan

Navalny menolak aturan perpanjangan masa usia pensiun.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Alexei Navalny, blogger anti-Kremlin yang merupakan pemimpin oposisi Rusia
Foto: AP
Alexei Navalny, blogger anti-Kremlin yang merupakan pemimpin oposisi Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny harus mendekam di jeruji besi selama 30 hari. Navalny ditahan terkait aksi protes-nya menentang perpanjangan masa usia pensiun. Pengadilan lokal Moskow menghukum pemimpin oposisi itu karena menggelar protes dan mengerahkan warga dalam ketidaksetujuannya.

Politisi 42 tahun itu, mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak akan pernah menyerah untuk mencoba mengorganisir protes di jalan-jalan. Navalny, pendiri Yayasan Anti Korupsi berencana mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Namun, menurut undang-undang Rusia terkait waktu, tempat dan jumlah pengunjuk rasa semacam yang dilakukan Navalny harus disepakati sebelumnya dengan pihak berwenang. Padahal selama ini aparat memiliki rekam jejak penolakan untuk aksi protes di pusat kota Moskow.

Dalam wawancara dengan stasiun radio Ekho Moskvy dilansir Reuters, juru bicara Navalny, Kira Yarmysh mengatakan Navalny berencana menggelar demo pada 9 September nanti untuk memprotes pemerintah Rusia terkait reformasi pensiun pegawai.

Dalam unggahan di-blog yang diterbitkan sebelumnya pada hari Sabtu, Navalny mengatakan demonstrasi akan berlangsung di ibu kota dan di hampir seratus kota lain di Rusia.

Berdasarkan aturan yang baru usia pensiun akan diperpanjang dari 55 menjadi 63 tahun untuk wanita. Kemudian bagi pria naik dari 60 menjadi 65 tahun.

Baca juga,  Demonstrasi Anti-Putin, 1.600 Orang Ditangkap.

Pada Mei lalu, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan ratusan pendukungnya ditangkap di Moskow tengah. Mereka ditangkap saat melakukan demonstrasi nasional yang menentang pelantikan Presiden Vladimir Putin untuk masa jabatan keempatnya.

Dilansir Telegraph, Ahad (6/5), polisi menangkap Navalny (41) segera setelah ia muncul di pelantikan Putin di Pushkin Square. Beberapa demonstran meneriaki kata "Malu" dalam bahasa Ukraina. Kata itu merupakan slogan terkenal dari pemberontakan Kiev yang menggulingkan rezim yang didukung Kremlin pada 2014.

Lebih dari 700 orang ditangkap di Moskow. Polisi anti huru-hara terlihat memukuli pengunjuk rasa dengan tongkat dan menyeret mereka ke dalam mobil polisi. Gas air mata juga digunakan dalam aksi ini.

Sebuah helikopter juga digunakan untuk meredam aksi demonstrasi. Menurut monitor independen OVD-Info, demonstrasi serupa diselenggarakan di kota-kota di seluruh Rusia, dengan lebih dari 1.600 orang ditahan oleh polisi pada sore hari .

Navalny dilarang mengikuti pemilihan presiden pada Maret lalu. Bersama dengan pemimpin oposisi Nikolai Lyaskin, Navalny ditahan karena mengorganisir acara publik yang tidak sah.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement