REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki mengatakan, sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) berpotensi merusak stabilisasi di timur tengah. Tak hanya itu, sanksi sepihak yang diterapkan Washington kepada Ankara juga dapat meningkatkan terorisme di kawasan dan krisis bagi para pengungsi.
"Tidak hanya mengganggu stabilitas kawasan, sanksi AS juga berkontribusi pada masalah kekacauan akibat terorisme dan krisis pengungsi," kata Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak, Senin (27/8).
Hal tersebut disampaikan Berat Albayraksaat bertemu dengan Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire di Paris. Pertemuan itu juga dimanfaatkan Albayraksaat untuk mempererat hubungan dengan Uni Eropa di tengah retaknya koneksi dengan AS.
Baca juga, Trump Ancam Sanksi Berat Turki.
Menurut Albayraksaat, sanksi yang diterapkan AS didorong oleh motivasi politik. Hal itu, juga akan berdampak pada stabilisasi sistem finansial serta perdagangan secara regional hingga global. "Ini berpotensi untuk menciptakan masalah yang lebih besar lagi," tambah Berat Albayrak.
Sanski AS telah menempatkan Turki dalam krisis ekonomi. Paman Sam menggandakan tarif baja dan alumunium asal Turki masing-masing sebesar sebesar 20 persen dan 50 persen.
Hal itu berdampak pada nilai tukar mata uang domestik terhadap asing. Lira Turki berada di level 6,1750 terhadap dolar AS. Nilai itu melemah dari sebelumnya sebesar 6,1200 saat ditutup pada Senin (27/8) waktu setempat.
Krisis bilateral AS-Turki terjadi setelah penangkapan pastor Andrew Brunson oleh otoritas Turki. Brunson diduga terlibat dengan kudeta gagal terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2016 lalu. Saat ini status Brunson adalah tahanan rumah.
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, krisis yang terjadi antara Paman Sam dengan Turki akan segera rampung jika Ankara secepatnya membebaskan Andrew Brunson. Dia mengatakan, pemerintah Turki telah membuat kesalahan besar dengan menahan pastur tersebut.
"Dan setiap hari kesalahan itu terus terulang, krisis ini akan langsung berakhir jika mereka berbuat hal yang benar sebagai sekutu NATO, bagian dari blok barat dan melepaskan pastur Brunson tanpa prasyarat," kata John Bolton.