Selasa 28 Aug 2018 14:20 WIB

Keluhuran Pekerti Kunci Harmoni

Salam penghormatan adalah bagian penting dari dakwah Islam

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepada para pengikutnya, Rasulullah menunjukkan teladan yang anggun dalam menjawab riak-riak hubungan antarumat beragama. Buku 40 Hadits Sahih: Pedoman Membangun Toleransi memuat bagaimana cara Nabi Muhammad menanggapi ujaran kebencian dari oknum-oknum pemeluk agama lain.

Seperti diriwayatkan Imam Bukhari, suatu ketika seorang Yahudi lewat di depan Rasulullah seraya berucap, Racun atasmu! Nabi SAW pun menjawabnya singkat, Atasmu. Sesudah lewat orang Yahudi itu, beliau kemudian bertanya kepada para sahabat, Bagaimana (pendapat kalian) dengan ucapan dia barusan? Para sahabat berpendapat, Lebih baik kita bunuh saja orang itu. Rasulullah pun menja wab, Jangan! Lebih baik kalian jawab saja salam ahlul kitab dengan `Waalaikum.

Tampak bahwa Nabi Muhammad tidak ingin mencederai fungsi salam sebagai medium penyebar kebaikan. Salam penghormatan adalah bagian penting dari dakwah Islam, bahkan dalam merespons suatu ujaran kebencian.

Suatu penghinaan tidak sepantasnya ditanggapi dengan hinaan lainnya, sehingga meninggalkan kemuliaan akhlak yang baik. Seperti dijelaskan Sayyid Quthb dalam tafsirnya atas surah Fushhilat ayat ke-34 yang artinya, Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. To- laklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.