Selasa 28 Aug 2018 15:00 WIB

Pesan Abadi Toleransi Baginda Rasul

Tidak pernah Nabi SAW bersikap semena-mena atau mengabaikan hak-hak minoritas.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Begitu banyak pesan Rasulullah SAW kepada seluruh pengikutnya untuk selalu menjaga harmoni. Selama di Madinah, kaum Muslim berposisi sebagai mayoritas, sehingga memiliki kemungkinan paling besar untuk tampil mendominasi.

Namun, tidak pernah Nabi SAW bersikap semena-mena atau mengabaikan hak-hak dasar dari komunitas pemeluk agama lain. Imam Bukhari meriwayatkan suatu hadis yang memuat wasiat Rasulullah SAW tentang orang kafir dzimmi, Hendaknya ditunaikan kesepakatan perjanjian dengan mereka, tidak memerangi mereka dari arah belakang, dan tidak juga membebani mereka di luar kemampuan mereka.

Antara Muslim dan kafir jelas- jelas menganut akidah yang berbeda. Namun, hal itu tidak ke mudian menjadi alasan bermusuhan. Justru, kedua belah pihak perlu mencari titik temu agar melanggengkan kehidupan yang damai dan tenteram. Pembebasan Makkah (Fathu Makkah) pada Jumat, 10 Ramadhan tahun kedelapan Hijriyah adalah momentum penting yang menampilkan wajah Islam sebagai penjunjung tinggi toleransi.

Sebelumnya, Rasulullah SAW ditemui oleh pamannya, Abbas, dan Abu Sufyan yang kemudian menyatakan diri Islam. Abu Sufyan lantas kembali ke Makkah untuk mengabarkan penduduk setempat tentang Nabi SAW yang hendak memasuki Makkah dengan pasukan berjumlah besar.