REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Belum lama ini tersiar kabar Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen yang terletak di Bondowoso dan Banyuwangi akan ditutup sementara. Penutupan ini dilaporkan akan terjadi pada satu bulan di September 2018.
Mendengar informasi tersebut, Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, Nandang Prihadi membantah TWA Kawah Ijen akan ditutup. Hingga saat ini, kata dia, tempat wisata tersebut masih terbuka untuk umum. "(Baru) ada rencana untuk menutup kunjungan, tapi belum (pasti) karena masih mau dikoordinasikan dulu dengan para pihak," kata Nandang saat dihubungi Republika, Selasa (28/8).
Menurut Nandang, wacana ini dilakukan karena TWA Kawah Ijen dianggap sebagai ekowisata yang perlu dilakukan perbaikan kawasan. Dengan kata lain, harus terus diusahakan agar tidak merusak alam dan menjaga keleatariannya. Bahkan, sejumlah informasi pernah menyebutkan kunjungan ke Ijen sudah melebihi kapasitas.
"Perlu diingat bahwa TWA Jawah Ijen adalah ekowisata yang sedapat mungkin bukan massive tourism," jelasnya.
Di sisi lain, Nandang menyebutkan, wacana ini dapat muncul karena sudah cukup banyak bahan bakaran di TWA Kawah Ijen. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kebakaran di masa mendatang.
Selanjutnya, wacana ini juga masih berkaitan dengan adanya kunjungan Annual Meeting Internasional Monetary Fund-World Bank di Bali, pada Oktober 2018. Situasi ini menyebabkan TWA Kawah Ijen harus berbenah diri dalam perbaikan sarana dan prasarana. Untuk itu, rencana penutupan itu diharapkan dapat mempercepat proses tersebut.
"Namun tentu saja kami perlu koordinasi dengan para pihak. Rencana tersebut perlu dikoordinasikan. Dan kalau pun jadi, akan ada surat edaran resmi," tambahnya.