Selasa 28 Aug 2018 22:05 WIB

Pengamat Nilai Pembajakan Demiz Bagian dari Strategi

Asep meyakini perburuan tokoh dan selebriti semakin intens jelang Pilpres 2019

Rep: Ali Mansur/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Kerja (KIK) membajak mantan Wakil Gubernur Jawa Barat juga kader Partai Demokrat, Deddy Mizwar alias Demiz menjadi juru bicara tim pemenangan pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Praktis kenyataan ini menuai kontroversial, mengingat Demiz juga kader dari Partai Demokrat. Sementara untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019 Partai Demokrat memutuskan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf menilai pembajakan Demiz merupakan bagian dari strategi KIK untuk memenangkan Pilpres 2019. Menurutnya, dalam politik praktis senatiasa dibutuhkan taktik dan strategi untuk meraih kemenangan atau kekuasaan. Satu diantaranya melalui daya pikat dari tokoh sebagai vote getter atau penarik suara. 

"Dalam konteks ini sang tokoh diberi ruang untuk memilih manfaatnya, bisa dalam bentuk uang, kedudukan, status sosial dan politik, atau apapun yg diminta oleh sang tokoh tadi sebagai "imbalan", termasuk mereka yang sakit hati," jelas Asep Warlan, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/8).

Baca: Ditawari Jadi Jubir Tim Jokowi-Ma'ruf, Ini Kata Deddy Mizwar

Asep memberikan contoh, ditariknya sosok Demiz sebagai tim sukses Joko Widodo-Ma'ruf Amin pasti dengan transaksi tertentu. Tentunya yang saling menguntungkan, apapun bentuknya. Maka dengan demikian, dalam waktu dekat ini "perburuan" para tokoh dan selebriti akan semakin intens. "Gaet menggaet, rayu merayu, saling mengklaim tokoh akan mewarnai dinamika politik," kata Asep. 

Lanjut Asep, fenomena ini bisa terjadi karena masyarakat pemilih di Indonesia masih menganut budaya politik kawula atau patron-client. Artinya pilihan dan afiliasi politik tergantung tokoh panutan atau idolanya. Jadi, kata Asep, sepanjang pendidikan politik bagi pemilih kurang dilakukan, maka budaya politik kawula ini akan terus dimafaatkan oleh para politikus. 

Baca: Deddy Mizwar Jadi Jubir Jokowi-Ma'ruf, Ini Tindakan Demokrat

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menunjuk Demiz sebagai salah satu juru bicara untuk pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Penunjukkan Demiz itu sebagai bagian dari penggalangan dan juga upaya meningkatkan efektivitas tim kampanye. "Maka kami telah memutuskan dan sesuai dengan hasil koordinasi dengan Bapak Jokowi bahwa Bapak Deddy Mizwar itu sebagai salah satu juru bicara di dalam tim kampanye nasional pasangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," kata Hasto.

Hasto menyebut alasan dipilihnya Demiz sebagai salah satu jubir karena pengalaman luas dan kemampuan komunikasi politik yang sangat baik. Kemudian latar belakang Demiz yang fokus pada kesenian dan kebudayaan juga menjadi salah satu pertimbangan. "Konsen dari Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf itu nanti aksentuasinya akan disampaikan dengan sangat baik oleh Bapak Deddy Mizwar," ujar Hasto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement