REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Sebulan terakhir, Pulau Lombok diguncang gempa dahsyat. Empat gempa berkekuatan 6 hingga 7 skala Richter berpusat di utara dan timur lombok. Ratusan gempa susulan dengan kekuatan berbeda turut mendera pulau ini. Korban tewas tercatat mencapai 563 jiwa. Sementara ratusanribu warga mengungsi kehilangan tempat tinggalnya. Guncangan pun tidak hanya terasa dan merusak di wilayah Lombok. Bali dan Pulau Sumbawa turut terkena imbasnya.
Di tengah berbagai kerusakan yang terjadi di Lombok, terdapat perkampungan yang hampir tidak mengalami kerusakan berarti akibat guncangan gempa bumi. Adalah Kampung Sade yang terdapat di wilayah Lombok tengah. Kampung adat tertua yang diperkirakan berdiri sejak 1089 M.
Bangunan di kampung yang berpenghunikan 150 Keluarga suku asli Sasak ini menjadi rumah anti gempa tradisional. Setiap rumahnya terbuat dari bahan baku alami seperti alang- alang, bambu dan tanah liat.
“Karena itulah rumah Kami dari berbahan alami jadi tahan ketika ada guncangan,” ujar Mardun salah seorang warga Desa Sade. “Yang Kami takutkan di sini adalah kebakaran. Karena bahan rumah kami yang mudah terbakar,” imbuhnya.
Selain memiliki konstruksi anti gempa. Kampung ini pun kampung wisata yang terbuka selama 24 jam. Karena kampung wisata ini dihuni warga sehingga bisa didatangi wisatawan kapanpun, tidak seperti tempat wisata lainnya.
Wisatawan datang menikmati suasana perkampungan dengan rumah-rumah beratapkan alang-alang. Aktivitas warga Kampung Sade pun menjadi daya tarik tersendiri. Mulai dari memenenun kain tradisional, membuat topi atau anak bermain hingga aktivitas warga lainnya.
Peristiwa gempa berkepanjanga akhir-akhir ini membuktikan kehebatan leluhur kita dalam membangun rumah. Bangunan yang dibuat berdasarkan kearifan lokal dan kondisi sosial geografis setempat.