REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Aiptu Dodon Kusdianto, satu dari dua anggota polisi Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Jawa Barat (Jabar), yang menjadi korban penembakan orang tak dikenal di Tol Kanci Pejagan, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/8) malam, akhirnya meninggal dunia, Selasa (28/8) sekitar pukul 09.15 WIB. Suasana duka pun menyelimuti rumah orang tuanya di Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon.
Aiptu Dodon meninggal saat dalam perawatan di RS Kramat Jati, Jakarta Timur, selama dua hari terakhir. Sebelumnya, korban sempat mendapat perawatan di RS Mitra Plumbon, Cirebon.
SM Kardila (76 tahun), ayah dari Aiptu Dodon, mengaku tidak memiliki firasat apapun. Namun istrinya, Mienturmini (74), mengaku bermimpi akan mengadakan hajatan meski tidak tahu hajatan apa.
Ternyata, seminggu setelah mimpi tersebut, Aiptu Dodon ditembak oleh orang tak dikenal saat bertugas patroli malam di Tol Kanci Pejagan KM 224, Desa Tambelang, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon. Selain Aiptu Dodon, seorang rekannya yang lain, Aiptu Widi Harjana, juga menjadi korban penembakan dalam kejadian itu.
"Ada tujuh peluru yang bersarang di tubuh anak saya,’’ tutur Kardila, saat ditemui di rumah duka, Selasa (28/8).
Kardila mengaku sangat bersedih dengan kepergian anaknya itu. Di matanya, Aiptu Dodon merupakan sosok yang baik, sangat pendiam, disiplin dan pengertian kepada orang-orang di sekelilingnya.
Dodon meninggalkan seorang istri, Riri, dan dua orang anak, Alya (8) dan Adrian (3,5). Selama ini korban pun sangat dekat dengan keluarganya, terutama dengan kedua anaknya.
Kardila yang merupakan pensiunan polisi sebenarnya selalu mewanti-wanti anaknya agar berhati-hati saat bertugas. Dia pun berkali-kali mengingatkan kepada anaknya untuk selalu menjadikan senjata sebagai "istri pertama" saat bertugas, terutama di malam hari.
Namun, saat penembakan itu terjadi, Dodon ternyata menyimpan senjatanya di dalam mobil patroli. Oleh karena itu, dia tidak siap saat menerima tembakan dari pelaku.
"Setelah merasa sakit, baru ia mengambil senjatanya di mobil," tutur Kardila.
Kardila berharap, peristiwa yang menimpa anaknya itu tidak terulang pada anggota kepolisian lainnya. Untuk itu, dia berpesan kepada para anggota polisi untuk lebih berhati-hati saat bertugas.
Kardila pun sempat menangis ketika sejumlah wartawan menanyakan harapannya terhadap para pelaku. Dia berharap, para pelaku segera ditangkap dan diberi ganjaran setimpal.