REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Cate Blanchett, Selasa (28/6), meminta berbagai upaya dilancarkan guna membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh dan menciptakan kondisi yang tepat bagi kepulangan mereka ke Myanmar.
"Kita semua harus menyediakan dukungan yang sangat diperlukan di Bangladesh dan pada saat yang sama berusaha menjamin kondisi di Myanmar kondusif bagi kepulangan pengungsi Rohingya. Banyak pengungsi yang saya ajak bicara menganggap Myanmar sebagai tanah air mereka tapi mereka memiliki ketakutan yang dalam dan nyata untuk pulang ke sana," kata aktris Australia peraih Oscar tersebut kepada Dewan Keamanan (DK) PBB.
Blanchett mengunjungi pengungsi Rohingya di Bangladesh pada Maret. "Tak ada yang bisa mempersiapkan saya untuk menyaksikan besar dan dalamnya penderitaan yang saya lihat," katanya.
Dia mengatakan penolakan hak mereka untuk bergerak, hak mereka untuk menikah, hak mereka untuk bekerja, hak mereka ke perawatan kesehatan dan pendidikan membuat mereka jadi orang yang paling rentan di planet ini. "Pengungsi pulang ke rumah mereka ketika keadaan aman dan terjamin untuk mereka melakukan itu. Pengungsi Rohinga tak bisa pulang dalam kondisi mereka dipaksa untuk menyelamatkan diri," katanya.
Pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Saat ini, sebanyak 900 ribu pengungsi Rohingya tinggal di tempat penampungan sementara di Banglades. Sebanyak 700 ribu di antara mereka telah menyelamatkan diri ke Myanmar selama 12 bulan belakangan ini.
Blancett menekankan pentingnya kewarganegaraan buat pengungsi Rohingya. "Jalan yang jelas bagi kewarganegaraan penuh mendasar. Ini bukan barang mewah. Ini bukan keistimewaan. Ini adalah hak dasar yang kita semua nikmati di sini. Hak yang tak dimiliki oleh pengungsi Rohingya," ujarnya.
Dewan keamanan menggelar debat mengenai masalah pengungsi Rohingya pada Selasa, setahun setelah dimulai pengungsian besar-besaran orang Rohingya dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar.