REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pasukan keamanan Iran menangkap puluhan mata-mata yang bekerja di badan-badan pemerintahan. Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi tidak memberi rincian kapan penangkapan itu terjadi.
Ia juga tidak menjelaskan mata-mata yang ditangkap bekerja untuk negara mana. Banyak dari tahanan itu diduga memiliki warga negara ganda.
"Saya telah berulang kali meminta orang-orang untuk memberitahu kami jika mereka tahu ada dua kewarganegaraan. Unit antispionase dari kementerian intelijen telah berhasil mengidentifikasi dan menangkap puluhan mata-mata di berbagai badan pemerintahan," kata Alavi seperti dikutip oleh kantor berita ISNA pada Selasa (28/8).
Baca juga, AS Kembali Jatuhkan Sanksi ke Iran.
Penangkapan orang yang memiliki warga negara ganda telah meningkat sejak Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan ada "penyusupan" agen-agen Barat di badan-badan pemerintahan Iran.
Reuters melaporkan pada 2017 bahwa Pengawal Revolusi elit Iran telah menangkap setidaknya 30 warga negara ganda dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar atas tuduhan spionase.
Ketegangan antara Teheran dan beberapa negara Barat, terutama Amerika Serikat, telah meningkat sejak Mei ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Teheran.
AS memberlakukan kembali beberapa sanksi AS yang telah dicabut setelah perjanjian 2015 sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.
Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda dan tidak secara rutin mengumumkan penangkapan atau dakwaan warga negara ganda.
"Anda baru saja mendengar bahwa kami memiliki kendali atas anggota kabinet dari negara yang kuat", kata Alavi.
Namun ia tidak menyebutkan negara mana yang dimaksud. Beberapa media Iran mengatakan, Alavi merujuk pada mantan menteri energi Israel yang dituduh sebagai agen Iran pada Juni oleh dinas keamanan internal Israel.
Menurut para penyelidik Israel, Gonen Segev, menteri energi dari 1995 hingga 1996, telah tinggal di Nigeria. Dia lalu melakukan kontak dengan para pejabat di kedutaan Iran pada 2012.
Dia telah dipenjarakan di Israel pada 2004 setelah dinyatakan bersalah karena mencoba menyelundupkan pil ekstasi ke dalam negeri. Dia meninggalkan Israel pada 2007 setelah dibebaskan dari penjara.