Rabu 29 Aug 2018 15:19 WIB

Laporan: 2.975 Orang Tewas Akibat Badai Maria

Jumlah angka kematian 50 kali lipat dibandingan dengan angka yang dilansir.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Badai maria (ilustrasi).
Foto: NASA/EPA
Badai maria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PUERTO RICO -- Pejabat Pemerintah Negara bagian Puerto Rico merilis laporan terbaru jumlah korban tewas akibat badai mematikan di wilayah pulau Amerika Serikat (AS). Sebanyak 2.975 orang meninggal dunia setelah badai dahsyat, Badai Maria melanda pada September 2017.

Jumlah korban tewas tersebut 50 kali lipat dari jumlah sebelumnya yang dilaporkan hanya sebanyak 64 orang. Gubernur Puerto Rico Ricardo Rossello mendapatkan hasil angka berdasarkan penyelidikan panjang independen pemerintahan yang sudah lama dinantikan.

"Saya update jumlah resmi kematian menjadi 2.975, meskipun ini adalah perkiraan, angka ini memiliki landasan ilmiah," kata Gubernur Ricardo Rossello pada konferensi pers pada Selasa (28/8) waktu setempat dikutip laman BBC News.

Pihak berwenang Puerto Rico sempat beberapa kali menghadapi kecaman selama hampir satu tahun lantaran tidak melaporkan jumlah pasti korban tewas dari Badai Maria.

Badai paling luat yang menghantam wilayah dalam hampir 90 tahun itu melaporkan tahun lalu korban tewas sebanyak 64, meskipun pemerintahan negara bagian itu mengakui jumlah korban tewas memungkinkan lebih tinggi.

Baca juga, Badai Maria Masuk dalam Level Bahaya.

Setelah bencana, banyak para ahli memperkirakan korban tewas sebanyak 4.600 orang. Pemerintah menghitung kehancuran yang terjadi di antaranya struktur bangunan yang runtuh, tenggelam dan tertimpa puing-puing yang berterbangan akibat badai.

Temuan terbaru diterima oleh otoritas pulau. Laporan itu dibuat oleh para ahli dari George Washington University yang ditugaskan oleh Gubernur. "Ini menunjukan betapa besarnya malapetaka di wilayah kami," kata Gubernur kepada surat kabar El Nuevo Dia.

Para ahli juga menemukan temuan dalam laporan itu, bahwa tim medis termasuk dokter dari korban Badai Maria berkerja dengan buruk. Mereka juga tidak sadar mengenai cara tepat memastikan kematian yang dikaitkan dengan bencana alam.

"Tanggung jawab untuk mengadili penyebab kematian berada di tangan para dokter, tapi sayangnya tidak ada proses formal untuk mempersiapkan mereka dalam kehancuran semacam ini," ujar Gubernur.

"Pada saat itu, sebanyak itulah korban yang kami miliki dan hari ini kami memiliki bukti yang menunjukkan jumlahnya yang pasti lebih tinggi," tambahnya.

Sebagian besar warga menjadi korban akibat layanan kesehatan yang buruk itu ditambah kurangnya pasokan listirk dan air bersih. Padamnya listrik juga menyebabkan naikknya jumlah korban meninggal akibat diabetes dan spesis.

Puerto Rico berjuang membangun kembali infrasturktur dan jaringan lisrtik yang hancur sejak badai melanda. Negara bagian itu juga meminta bantuan Kongres AS  139 miliar dolar AS untuk dana pemulihan.

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan, pemerintah federal AS mendukung upaya gubernur untuk memastikan akuntabilitas dan tranparansi penuh terhadap korban jiwa dalam badai yang merenggut ribuan nyawa tahun lalu itu.

Sementara Presiden Donald Trump sempat menerima kritikan karena dianggap lebih perhatian kepada penduduk di Texas dan Florida setelah mereka terkena badai, bukan di Puerto Rico.

Badai dahsyat Maria menyebabkan rumah tangga harus menghadapi 84 hari tanpa listrik, 64 hari tanpa air dan 41 hari tanpa cakupan telepon seluler usai badai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement