REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama dengan Kadin Namibia dalam bidang perdagangan. Dalam perjanjian tersebut, kedua belah pihak berjanji melakukan pertukaran informasi berupa komoditas yang dibutuhkan tiap negara.
Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani menjelaskan, MoU ini menjadi tahap awal dari kerja sama kedua negara yang sudah menjalin hubungan sejak lebih dua dekade lalu. "Kami sedang mencoba eksplorasi pasar Afrika dan Timur Tengah, termasuk Namibia," ujarnya ketika ditemui usai acara penandatanganan MoU di Jakarta, Rabu (29/8).
Selain memperkuat hubungan diplomatik dua negara, kerja sama juga bertujuan meningkatkan nilai perdagangan yang selama ini masih terbilang kecil. Rosan menyebutkan, nilai perdagangan Indonesia dengan Namibia pada 2016 hanya 4 juta dolar AS dan menurun menjadi 3,2 juta dolar AS.
Dari total tersebut, nilai perdagangan Indonesia ke Namibia mengalami minus. Sementara pada 2016 minus 1 juta dolar AS, 2017 minus 770 ribu dolar AS. Komoditi yang dikirim dari Namibia baru sebatas zinc, sedangkan dari Indonesia lebih banyak yakni furniture dan tempat tidur.
Meski nilai perdagangan masih kecil, Kadin membuka lebar peluang investasi Namibia di Indonesia, pun sebaliknya. "Ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo dan pemerintahan, di mana kita harus memberi peluang-peluang investor masuk ke sini dan juga kita ekspor ke luar," kata Rosan.
Rosan menambahkan, kemungkinan penawaran yang akan diajukan Indonesia berupa investasi di bidang transportasi seperti kapal dan kereta api. Sedangkan, pihak Namibia menawarkan Indonesia untuk investasi di bidang perumahan. "Mereka sampaikan bahwa kebutuhan housing murah masih tinggi," ucap dia.
Pariwisata juga menjadi sektor lain yang dipertimbangkan. Rosan menuturkan, Namibia berpotensi menjadi destinasi wisata khusus yang menjual konsep safari seperti tinggal di lodge dalam hutan. Jenis wisata ini diketahuinya tengah digandrungi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Namibia Tjekero Tweya mengatakan, ada beberapa poin yang bisa dipertimbangkan Indonesia untuk berinvestasi di Namibia. Di antaranya, melimpahnya sumber daya alam di sana. "Dari emas, uranium sama kobalt tersedia melimpah," ucapnya.
Alasan lainnya, Namibia merupakan gerbang yang tepat bagi Indonesia apabila ingin menjangkau pasar Afrika Selatan dan dunia. Lokasinya strategis dengan banyak potensi yang masih dapat digali.
Tweya menambahkan, pemerintah Namibia juga telah menyiapkan berbagai insentif untuk investor Indonesia. Sejauh ini, belum ada pihak investor Indonesia yang menanamkan modal di sana. "Kami akan membentangkan karpet merah untuk mereka yang mau berinvestasi," katanya.