REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan light rail transit (LRT) Jakarta layak bagi difabel. Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan seluruh fasilitas yang dibangun memperhitungkan kebutuhan masyarakat, termasuk untuk difabel.
"Kami ingin pembangunan fasilitas transportasi modern ini bisa dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali termasuk penumpang berkebutuhan khusus" kata Zulfikri di Jakarta, Rabu (29/8).
Dia menjelaskan beberapa fasilitas yang ada di LRT Jakarta untuk difabel seperti eskalator, lift penumpang berkebutuhan khusus, ramp, CCTV, ruang medis, guiding block untuk menuntun jalan penumpang tunanetra, toilet bagi difabel, dan kursi prioritas di peron maupun di dalam kereta. Selain itu, kata dia, nantinya terdapat petugas pelayanan di stasiun yang akan membantu penyandang disabilitas untuk naik dan turun kereta.
Zulfikri menegaskan penyediaan layanan untuk difabel sesuai dengan Undang-undang nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. "Oleh karena itu, kami akan terus melalukan pembenahan dan penambahan fasilitas bagi penyandang difabel sebelum akhirnya moda transportasi moderem tersebut diresmikan tahun 2019 mendatang," tutur Zulfikri.
Melihat data Bappenas, menurutnya jumlah penyandang difabel di Indonesia diperkirakan sekitar 15 persen dari jumlah penduduk yakni sekitar 36 juta jiwa. Sedangkan di Jakarta, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, pada 2015 tercatat jumlah penyandang difabel mencapai 6.003 jiwa.
"Hal ini juga menjadi perhatian kami. Karenanya pemenuhan fasilitas bagi penyandang disabilitas akan dilakukan di seluruh stasiun LRT," ujar Zulfikri.
Saat ini LRT Jakarta yang menhubungkan Stasiun Velodrome dan Stasiun Mall Kelapa Gading sedang dilakukan uji coba terbatas. LRT Jakarta yang melewati Stasiun Velodrome, Stasiun Pacuan Kuda, Stasiun Pulomas, Stasiun Kelapa Gading Boulevard, dan Stasiun Mall Kelapa Gading diuji coba dengan kecepatan 40 kilometer per jam.