REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Tawa canda saat belajar anak–anak sontak berubah menjadi teriakan panik, saat goncangan gempa kembali mereka rasakan pada Ahad (19/8). Meskipun bangunan sekolah runtuh akibat gempa dan belajar di sekolah darurat, tapi tidak meruntuhkan semangat belajar anak-anak Desa Dangiang, Lombok Utara.
Penanggung jawab kegiatan mushala darurat Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Ustaz Junaidi, selalu dengan semangat mengajar anak–anak. Khususnya mengajarkan ilmu agama Islam. Selaku penanggung jawab, Ustaz Junaidi juga setia tetap menghibur dan memberikan ilmu yang menyenangkan bagi anak- anak di Desa Dangiang.
Selain aktif melaksanakan shalat lima waktu, anak-anak Desa Dangiang juga kembali aktif mengaji setiap hari setelah Shalat Ashar hingga Maghrib.
Anak-anak Desa Dangiang belajar di sekolah darurat IZI.
Menjadi salah satu warga yang menempati Desa Dangiang tidak menyurutkan beliau. “Alhamdulillah, dengan IZI yang masuk ke desa kami, kami merasakan sangat di bantu. Saya, di sini membantu teman–teman IZI untuk menghibur dan memberikan kegiatan–kegiatan belajar yang menyenangkan. Melihat senyum anak–anak menjadikan api semangat buat saya sendiri,” ujar Junaidi seperti dalam siaran pers, Kamis (30/8) lalu.
Manajer Pembinaan Penerima Manfaat IZI, Rohandi, mengatakan kegiatan mengajar sudah memasuki pekan ke tiga dijalankan tim IZI sejak bencana gempa menimpa. Rencananya ini akan terus berjalan sampai kondisi telah kondusif mengingat gempa susulan masih terus terjadi.
"Tim IZI akan membantu untuk jangka panjang ke depannya, untuk beberapa program yang bisa memulihkan kembali Lombok, khususnya di Desa Dangiang, Kayangan, Lombok Utara ini,” katanya.