REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (31/8) pagi tertekan 12 poin. Kurs rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 14.630 dibanding sebelumnya Rp 14.618 per dolar AS.
"Dolar AS bergerak menguat terhadap hampir semua mata uang dunia didorong oleh isu perang dagang yang kembali muncul," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta.
Ia mengemukakan Presiden AS Donald Trump menyatakan setuju untuk kembali mengenakan tarif 200 miliar dolar AS terhadap impor barang dari Cina. Pernyataan tersebut kembali meningkatkan eskalasi perang dagang antara kedua negara.
Baca juga, Trump Ancam Tarik AS dari WTO
"Meningkatnya isu perang dagang itu, mendorong pergerakan mata uang rupiah melanjutkan pelemahannya," katanya.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan saat ini sentimen eksternal cenderung mempengaruhi pergerakan mata uang rupiah meski sentimen dari dalam negeri relatif positif.
"Dari dalam negeri, hasil Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyimpulkan stabilitas jasa keuangan dan likuiditas pasar keuangan Indonesia terjaga dengan baik. Namun, sentimen eksternal mengenai perang dagang itu mempengaruhi psikologis pelaku pasar valas di dalam negeri," katanya.