Jumat 31 Aug 2018 14:00 WIB

Korut Masih Ancaman, Jepang Tingkatkan Anggaran Militer

Anggaran pertahanan naik 2,1 persen menjadi 5,3 triliun yen.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
PM Jepang Shinzo Abe
Foto: Reuters
PM Jepang Shinzo Abe

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Militer Jepang ingin meningkatkan anggaran untuk memperbaharui peralatan militer. Peralatan yang canggih diperlukan untuk menembak  jatuh rudal balistik Korea Utara ( Korut) yang dinilai Tokyo sebagai ancaman lanjutan.

Proposal anggaran Departemen Pertahanan pada Jumat (31/8) menyebut anggaran pertahanan naik 2,1 persen menjadi 5,3 triliun yen untuk satu tahun mulai 1 April.

Jika disetujui, itu akan menjadi peningkatan tujuh tahun berturut-turut. Perdana Menteri Shinzo Abe memperkuat militer Jepang guna menanggapi serangan rudal Korut dan melawan kekuatan udara dan laut Cina di sekitar perairan Jepang.

Anggaran pertahanan yang diusulkan masih harus dikaji oleh pejabat Departemen Keuangan. Departemen Keuangan dapat saja membatasi kenaikan anggaran militer karena dana akan dialokasikan bagi kesehatan dan kesejahteraan warga.

Baca juga, Jepang Sebut Korut Masih Jadi Ancaman Mengerikan.

Pengeluaran terbesar yang diusulkan dalam anggaran militer berada pada pertahanan rudal balistik, dengan permintaan sebesar 235 miliar yen. Anggaran itu untuk dua stasiun pelacakan rudal Aegis Ashore berbasis darat yang dibangun oleh Lockheed Martin Corp.

Militer Jepang juga menginginkan dana untuk membeli rudal interceptor Raytheon Co SM-3 jarak jauh yang dirancang untuk menyerang rudal musuh. Ini untuk meningkatkan jangkauan dan akurasi dari baterai rudal PAC-3 yang merupakan garis pertahanan terakhir.

Pembelian besar lainnya termasuk enam pesawat siluman Lockheed Martin F-35 untuk 91,6 miliar yen dan dua pesawat patroli peringatan dini E-2D Hawkeye yang dibangun oleh Northrop Grumman.

Pasukan Bela Diri Maritim Jepang juga menginginkan pendanaan untuk membangun dua kapal perusak baru dan kapal selam senilai  171 miliar yen.

Pembelian peralatan buatan Amerika  Serikat (AS) dapat membantu Tokyo mengurangi gesekan perdagangan dengan Washington. Presiden AS Donald Trump mendorong Jepang untuk membeli lebih banyak barang AS, termasuk peralatan militer.

Trump mengancam akan mengenakan tarif pada impor mobil Jepang untuk memotong ketidakseimbangan perdagangan dengan Tokyo.

Hingga kini, Jepang tetap waspada terhadap janji Korut untuk meninggalkan senjata nuklir dan program rudal balistik. Kementerian Pertahanan mengatakan, pada Selasa bahwa Pyongyang tetap menjadi ancaman paling serius dan menekan Jepang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement