Sabtu 01 Sep 2018 22:57 WIB

BPPT Gandeng Toshiba Kembangkan Pembangkit Listrik

Indonesia memiliki tantangan besar dalam penyediaan energi listrik berbiaya rendah.

Red: Fernan Rahadi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Foto: Antara
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toshiba Energy Systems & Solutions Corporation (Toshiba ESS), membangun kolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melakukan pengembangan bersama sistem energi hidrogen luar-jaringan mandiri (H2One). Teknologi yang dikembangkan bersama ini berbasis energi terbarukan dan penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik di Indonesia.

Kesepakatan kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan memorandum of understanding antara kedua pihak di Jakarta. Melalui MoU ini, Toshiba ESS dan BPPT akan mempelajari lokasi instalasi, spesifikasi sistem yang optimal di Indonesia, dan sistem operasi, termasuk pemeliharaan, dan selanjutnya akan memasang sistem pertama pada tahun 2022.

Indonesia, yang terdiri dari banyak gugusan pulau, memiliki tantangan besar dalam penyediaan energi listrik yang stabil dan berbiaya rendah di setiap pulau, dan memiliki rencana bisnis penyediaan listrik yang disebut RUPTL yang bertujuan meningkatkan kapasitas total pembangkit listrik dari energi terbarukan dari 12,52 persen hingga 23 persen pada tahun 2020.

Dengan pemikiran tersebut, timbul harapan yang besar terhadap distribusi sumber daya energi listrik berbiaya rendah dan ramah lingkungan sebagai ganti dari penggunaan pasokan jaringan dan bahan bakar diesel.