REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania menyesalkan keputusan Amerika Serikat menghentikan pendanaan kepada badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Kebijakan AS itu hanya akan meningkatkan radikalisme dan membahayakan peluang perdamaian Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Ayman Safadi kepada Reuters, Sabtu (2/9) menyatakan negaranya yang menampung lebih dari dua juta dari lebih dari 5 juta pengungsi terdaftar Palestina akan terus menggalang dukungan sumbangan. Ini untuk mengurangi bencana besar keuangan yang dihadapi badan tersebut.
Amerika Serikat pada Jumat mengumumkan tidak akan lagi mendukung Badan Kerja dan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA). Padahal selama ini, AS sebagai penyumbang terbesar.
"Gangguan layanan UNRWA akan sangat membahayakan kemanusiaan, politik dan keamanan bagi pengungsi dan untuk seluruh kawasan itu," kata Safadi.
Baca juga, Uni Eropa Tegasan Dukungan untuk UNRWA.
"Itu hanya akan menggalang lingkungan keputusasaan, yang pada akhirnya menciptakan lahan subur untuk ketegangan lebih lanjut. Secara politis, itu juga akan semakin melukai upaya perdamaian," katanya.
Safadi menyatakan, pertemuan pada 27 September di New York di Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan dimanfaatkan Yordania bersama Jepang, Eropa Bersatu, Swedia dan Turki, untuk berusaha menggalang dukungan politik dan keuangan untuk badan tersebut.
"Kami akan melakukan semua kemungkinan untuk memastikan UNRWA mendapatkan dana untuk terus memberikan jasanya kepada pengungsi Palestina," demikian Safadi