REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan bintang Inter Milan Adriano Leite mengungkapkan sisi kelamnya yang menyebabkan karier sepak bolanya hancur di usia yang masih muda. Karier Adriano meroket bersama AC Parma dan Inter Milan di pertengahan dekade 2000-an.
Adriano menjadi andalan I Nerazzurri dan timas Brasil di tahun 2005 sampai 2006. Ia terkenal dengan tendangan geledek dengan kaki kiri dari luar kotak penalti.
Sejak tahun 2008, pemain gempal tersebut mulai menurun dratis. Inter melepasnya di tahun 2009. Sejak saat itu kebintangan Adriano tenggalam bahkan sampai sekarang.
"Saya selalu minum, mabuk-mabukan. Saat itu hanya minum yang membuat saya bahagia," kata Adriano kepada R7 dikutip dari Football Italia, Sabtu (1/9).
Adriano mengaku depresi sejak ayahnya meninggal dunia. Sang ayah adalah sosok yang menemani dan mendukung Adriano sejak mulai merantau ke Eropa.
Kepergian ayah tercinta membuat Adriano merasa kesepian di Italia. Mantan pemain Flamengo itu melampiaskannya ke dunia malam dan mabuk-mabukan.
Bahkan Adriano berani menenggak minuman keras pagi hari di mana ia seharusnya berlatih bersama Inter. "Saya telah mengacaukan semuanya. Saya benar-benar terluka dan menderita sejak ayah saya meninggal," ujar Adriano.
Inter Milan melepas Adriano ke Flamengo di bulan Juni 2009 saat tim itu dilatih Jose Mourinho. Adriano tak lagi dibutuhkan karena kemampuannya turun drastis dan Inter sedang memiliki Zlatan Ibrahimovic dan Hernan Crespo.
Di Flamengo, Adriano sempat berubah dan penampilannya membaik. Ia mencatatkan 19 gol dalam 32 laga untuk Flamengo.
Setahun kemudian Adriano kembali ke Serie A dengan membela AS Roma. Tapi bobot tubuhnya tak lagi ideal karena kegendutan. Ia kemudian sempat kembali ke Flamengo dan lalu pindah Corinthians. Tapi situasi Adriano makin memburuk. Ia bahkan sempat dikabarkan tergabung ke dalam anggota mafia di Brasil untuk mencari nafkah.