REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan George W Bush, yang pernah bersaing sengit dengan Senator John McCain, memuji mendiang saat berpidato pada upacara kenangan terhadap dirinya pada Sabtu (1/9). Namun, pada saat yang sama, keduanya memberi teguran keras kepada Presiden Donald Trump.
Trump berseteru di depan umum dengan McCain dan mengejek dinas ketentaraannya. Trump yang berasal dari kubu Partai Republik ini terus mengolok-oloknya, dan bahkan saat anggota Partai Republik itu sakit.
Mantan senator Arizona dari Partai Republik tersebut meninggal pada 25 Agustus akibat kanker otak, beberapa hari sesudah hari ulang tahun ke-82-nya. Trump menghabiskan hari Sabtunya dengan mengirim pesan lewat Twitter tentang masalah lain dan pergi ke salah satu klub golf pribadinya di Virginia.
Hampir semua pemimpin politik Amerika Serikat menghadiri acara kenangan tersebut, sedangkan Trump tidak ada. Ketidak-hadirannya itu terasa direncanakan.
Keluarga McCain meminta Obama dan Bush menyampaikan pidato sedangkan pihak keluarga menjelaskan bahwa Trump tidak diharapkan datang.
Obama, yang mengalahkan McCain dalam pemilihan presiden pada 2008 memuji mantan tawanan perang itu atas tekadnya bagi kebenaran dan inti nilai dan mutu demokrasi, yang beberapa penentangnya melihat kurang pada Trump, mantan bintang televisi dan raja lahan di New York.
"Begitu banyak politik, kehidupan dan wacana kita tampak kecil, jahat dan picik, bergaul dalam omong besar dan penghinaan, dan persoalan palsu, dan memicu kemarahan," kata Obama.
"Itu politik pura-pura berani dan tangguh, tapi sebenarnya lahir dalam ketakutan. John menyeru kita menjadi lebih besar daripada itu. Ia menyeru kami menjadi lebih baik daripada itu," kata Obama.
Bush, dalam pidatonya, menggambarkan McCain sebagai pria penuh nilai. "Ia mencintai kebebasan dengan hasrat orang yang tahu akan ketiadaan. Ia menghormati martabat melekat dalam setiap kehidupan, martabat yang tidak berhenti di perbatasan dan tidak dapat dihapus oleh diktator," kata Bush.
"Mungkin di atas segalanya, John membenci penyalahgunaan kekuasaan. Ia tidak bisa mengikuti orang fanatik, sombong dan lalim," ujar Bush menambahkan.
Jenazah McCain, yang sebelumnya berada di gedung parlemen Capitol, tiba di katedral dengan iringan mobil, yang berhenti sejenak di Memorial Veteran Vietnam. Di sana, istrinya, Cindy McCain, meletakkan karangan bunga untuk menghormati yang gugur dalam perang tersebut.
Tentara secara perlahan membawa peti mati itu ke katedral tersebut dan keluar lagi sesudah dua setengah jam misa itu.
Anggota terkemuka pemerintahan Trump, termasuk puterinya, Ivanka, dan menantunya Jared Kushner hadir. Begitu pula kepala staf Gedung Putih John Kelly dan penasihat keamanan negara John Bolton.
Di antara para tamu lain yang hadir, terlihat mantan Presiden Bill Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, mantan calon presiden Partai Republik Mitt Romney, pelawak Jay Leno, dan mantan senator Bob Dole dan John Kerry.
McCain adalah suara terkemuka untuk pembenahan imigrasi, dana kampanye dan undang-undang lingkungan. Tapi, dinas ketentaraanyalah, yang diselingi bertahun-tahun sebagai tawanan perang di Vietnam Utara, yang membentuk kehidupan politiknya.
Ia naik ke pangkat kapten di Angkatan Laut, ditembak di atas Hanoi ketika dalam tugas pengeboman pada 1967. Ketika ditahan sebagai tawanan hingga 1973, ia disiksa di penjara, yang oleh orang Amerika Serikat dijuluki "Hilton Hanoi".
Pada Minggu dijadwalkan misa pemakaman pribadi di Annapolis, Maryland, di Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat. McCain adalah anggota angkatan 1958.