REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pasrah jika Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tak bisa dijadikan lapangan tanding semifinal dan final Piala AFC U-19 2018. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan, PSSI akan mencari tempat pengganti gelaran partai puncak turnamen sepak bola muda tertinggi di Asia tersebut.
Ratu mengatakan, sebagai tuan rumah Piala AFC U-19, PSSI semula menyediakan tiga stadion tanding. Yakni Stadion GBK yang ada di Jakarta, Pakansari di Bogor, dan Patriot Candrabhaga di Bekasi. Piala AFC U-19 akan kick off perdana pada 18 Oktober, dan akan berakhir pada 4 November. Partai awal penyisihan dan pertandingan puncak gelaran tersebut rencananya akan digelar di stadion utama GBK.
Timnas Indonesia U-19 pun berencana mengambil basis kandang dan tempat latihan di Lapangan ABC dan GBK. Tetapi, kata Ratu, penggunaan GBK saat partai semifinal dan final terancam lantaran adanya kegiatan konser musik Guns and Roses. Grup band rock asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS) tersebut akan menggelar konser reuni pada 8 November di Jakarta. “Kami profesional saja. Kalau nanti (GBK) tidak bisa digunakan, ya kami cari tempat lain saja. Kami (PSSI) tidak ingin berpolemik,” kata Ratu, Ahad (2/9).
Ratu menambahkan, sebagai alternatif tentu PSSI sudah punya stadion cadangan. Tak ada alternatif lain di pinggiran Kota Jakarta, selain Stadion Wibawwa Mukti yang ada di Cikarang, Bekasi. Pada partai final, Stadion Pakansari atau Patriot pun menurut dia masih layak digunakan.
Meskipun jika menengok kapasitas, Pakansari maupun Patriot tak semegah GBK. Jika GBK mampu menampung suporter dan penonton mencapai 76 ribu, maka Pakansari dan Patriot, cuma menampung penonton dan suporter berkisar antara 30 sampai 35 ribu. “Tetapi tidak masalah kalau nanti di Patriot atau di Pakansari. Kami masih menunggu kabar dari (pengelola) GBK apa masih bisa (digunakan) atau tidak,” ujar Ratu.
Namun Ratu mengatakan, mestinya ada prioritas penggunaan Stadion utama GBK. Sebab menurut dia, kepentingan penggunaan GBK seharusnya mendahulukan kegiatan-kegiatan keolahragaan nasional. Apalagi Piala AFC U-19 akan mempertandingkan skuat Garuda U-19, skuat negara yang ikut membawa nama besar Indonesia sebagai tuan rumah. Pun semestinya, stadion utama kebanggaan negara itu diperbaiki untuk kepentingan timnas Indonesia.
Piala AFC U-19 memang menjadi gelaran akbar sepak bola usai Asian Games 2018. Indonesia kembali menjadi tuan rumah untuk yang pertama kali sejak 1990-1994. Pada gelaran tersebut, Indonesia U-19 tergabung dalam Grup A bersama Uni Emirat Arab (UEA) U-19, Qatar U-19, dan Cina Taipei U-19. Seluruh pertandingan pada grup tersebut tetap akan digelar di GBK. Indonesia menargetkan menembus semifinal dalam gelaran tersebut.
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) GBK Winarto menyampaikan, penggunaan Stadion utama GBK untuk laga semifinal dan final Piala AFC U-19 sudah dipastikan akan batal. “Kita sebenarnya mencoba mengakomodasi semuanya. Termasuk PSSI (sepak bola) dan kegiatan keolahragaan lainnya,” ujar dia , Ahad (2/9).
Namun Winarto mengatakan, PPK GBK karena alasan profesional juga tak bisa membatalkan gelaran konser. Promotor Guns and Roses, Winarto mengungkapkan, sudah ikat kontrak dengan PPK GBK sejak dua tahun yang lalu. Sedangkan PSSI dan gelaran Piala AFC U-19 baru diagendakan akhir tahun lalu. “GBK itu juga butuh pembiayaan. Kami juga harus mengakomodasi kegiatan lain seperti seni, musik, budaya, bahkan untuk kegiatan politik,” jelas dia.
Winarko mengungkapkan, perawatan seluruh komplek GBK membutuhkan dana tak kurang dari Rp 62 miliar per tahun. Kegiatan keolahragaan sepak bola yang melibatkan timnas Indonesia, PPK GBK membanderol uang sewa Rp 450 juta sekali pakai. Sedangkan bagi klub-klub nasional, penggunaan GBK bisa mencapai Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Sedangkan konser internasional seperti Guns and Roses, kata Winarto, bisa sampai empat kali lipatnya per hari. “Promotor sudah menggunakan GBK sepekan sebelum konser,” jelas dia.
Meski demikian, PPK GBK memberikan alternatif laga semifinal dan final Piala AFC U-19. Winarko mengusulkan agar PSSI menggunakan Stadion Madya yang juga berada di kawasan GBK sebagai lokasi tanding semifinal dan final. Hanya ia mengatakan, stadion atletik tersebut hanya bisa menampung sekitar 10 ribu penonton.