Senin 03 Sep 2018 10:15 WIB

Ketidakrelaan Jokowi dan Bonus Atlet yang Cepat Cair

Pemerintah menyediakan total Rp 210 miliar sebagai bonus bagi atlet dan pelatih.

Rep: Antara, Dessy Suciati Saputri, Reja Irfa Widodo/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kanan) menyalami dan memberikan buku tabungan kepada lifter Eko Yuli Irawan (kiri) saat pemberian bonus kepada atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, Ahad (2/9).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kanan) menyalami dan memberikan buku tabungan kepada lifter Eko Yuli Irawan (kiri) saat pemberian bonus kepada atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, Ahad (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa dirinya tidak rela bila para atlet yang sudah bersusah-payah untuk meraih medali emas dicemooh dan disebut mendapat medali karena Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Hal itu diutarakan Jokowi saat memberikan bonus secara simbolis kepada para atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, Ahad (2/9).

"Saya tidak rela ada yang mencemooh prestasi saudara-saudara, dikatakan kita sebagai tuan rumah diuntungkan. Semua yang jadi tuan rumah pasti diuntungkan," kata Jokowi.

Presiden menitikberatkan kerja keras dan perjuangan para atlet di Asian Games 2018. Hadir di antara peraih medali emas yakni, Defia Rosmaniar (taekwondo), Lindswell Kwok (wushu), Hanifan Yudani (pencak silat), peraih perak Sri Wahyuni (angkat besi), peraih perunggu Bunga Imas (skateboard) dan Bambang Hartono (bridge).

"Semua bukan hanya kita saja tuan rumah yang mendapat keuntungan, tapi kalau tidak ada prestasi ya kalah, tuan rumah siapa pun. Saya tidak rela kata-kata seperti itu karena saya tahu perjuangan saudara-saudara, saya tahu kerja kerasnya lari sana lari sini karena saya tahu prestasi saudara-saudara adalah buah dari kerja keras," tambah Presiden.

Menurut Jokowi, tujuan kerja keras itu pun bukan semata-mata untuk mendapatkan medali. Namun, juga untuk mewujudkan sportivitas, jiwa besar dalam berkompetisi, kedisplinan, ketekunan, kebersamaan, daya juang hingga persaudaraan.

"Saudara-saudara mempersiapkan ini bertahun-tahun, latihan, kerja keras tanpa kenal lelah, menempa diri dalam berbagai training, try out, kompetisi, dalam dan luar negeri yang selalu terus diikuti, artinya mengorbankan waktu jauh dari keluarga dan teman-teman," ungkap Presiden.

Pada gelaran Asian Games 2018, Indonesia meraih 31 medali emas, 24 medali perak, 43 medali atau total 98 medali. Indonesia menduduki peringkat keempat negara peraih medali di ajang Asian Games 2018.

"Saya juga mengerti saudara-saudara hampir tak kuat untuk berdiri, tak henti berjuang untuk negara dan ke mana-mana saudara adalah kebahagiaan untuk Indonesia, tangis kekalahan saudara juga pemersatu Indoensia, beban yang harus kita pikul bersama," tambah Presiden.

Pemerintah telah menyalurkan bonus Rp 1,5 miliar secara penuh tanpa dipotong pajak bagi peraih medali emas Asian Games. Ada pun untuk pasangan atau ganda, mendapatkan Rp 1 miliar per orang dan Rp 750 juta per orang untuk beregu.

Khusus untuk peraih medali emas, pemerintah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono menyatakan akan membangunkan rumah tipe 36 dengan kisaran Rp 70 juta-Rp 100 juta. Bagi peraih medali perak untuk tunggal mendapatkan Rp 500 juta, ganda Rp 400 juta, dan beregu Rp 300 juta per orang.

Selanjutnya bagi setiap atlet tunggal yang merebut medali perunggu, dihadiahi Rp 250 juta, ganda Rp 200 juta dan beregu Rp 150 juta per atlet. "Terima kasih atas sejarah emas yang ditorehkan, karena itu saya sampaikan kemarin ke Menpora, bonus atlet peraih medali saya ingin berikan secepatnya sebelum acara penutupan dilakukan," kata Jokowi.

Para pelatih beregu juga mendapatkan bonus sebesar Rp 600 juta untuk emas, Rp 200 juta untuk perak, dan Rp 100 juta untuk perunggu. Sedangkan untuk setiap medali kedua dan seterusnya, para pelatih mendapatkan Rp 225 juta untuk emas, Rp 75 juta untuk perak, dan Rp 37,5 juta untuk perunggu.

Untuk asisten pelatih perorangan/ganda mendapatkan Rp 300 juta untuk emas, Rp 100 juta untuk perak, dan Rp 50 juta untuk perunggu. Para asisten pelatih beregu mendapatkan Rp 375 juta untuk emas, Rp 125 juta untuk perak, dan Rp 62,5 juta untuk perunggu. Setiap medali kedua dan seterusnya, para asisten pelatih mendapatkan Rp 150 juta untuk emas, Rp 50 juta untuk perak, dan Rp 25 juta untuk perunggu.

Pemerintah menyediakan total Rp 210 miliar sebagai bonus bagi atlet dan pelatih yang mengikuti ajang Asian Games 2018. "Untuk Asian Games ini kira-kira Rp 210 miliar disediakan. Yang menarik adalah di tahun ini atlet yang tidak dapat mendali juga diberikan bonus, besarannya Rp 20 juta," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

"Ini cepat banget, belum penutupan langsung dapat, biasanya sebulan setelahnya baru dapat, kepedulian pemerintah untuk atlet Indonesia," atlet taekwondo, Defia Rosmaniar.

Menurut Imam, bonus itu sudah langsung dicairkan kemarin, kepada para atlet serta pelatih dan asisten pelatih. Kemenpora juga menawarkan bagi para atlet untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

"Pelatih dan asisten pelatih dapat, mestinya cair hari ini, semua penerima per hari ini bisa melihat angkanya di buku tabungan. Ini bersejarah juga. Baru kali ini sepanjang pemberian bonus adalah yang tercepat," jelas Imam, Ahad.

Salah satu atlet, Eko Yuli Irawan, menunjukkan buku tabungan BRI berisi rekening bonus. Eko adalah peraih medali emas dari cabang angkat besi.

"Bersih ya, pajak sudah ditanggung pemerintah," kata Eko.

Atlet peraih perunggu dari cabang skateboard, sekaligus atlet termuda peraih medali Imas, Bunga Cita yang mendapatkan bonus Rp 250 juta. Bonus itu akan ditabung.

"Uangnya buat ditabung, buat sedekah dulu baru buat yang lain, maunya beli mobil," kata Bunga.

Bunga yang baru berusia 12 tahun dan baru tamat dari sekolah dasar itu mengatakan bahwa ia sudah berlatih skateboard sejak usia delapan tahun. Bunga pun mengaku awalnya tidak menargetkan untuk mendapat medali.

"Latihan di pelatnas tiga-empat bulan kalau latihan seluruhnya empat tahun, sudah main skateboard sejak usia delapan tahun," kata Bunga.

Sedangkan, peraih medali emas pertama Indonesia Defia Rosmaniar dari cabang taekondo memuji pemberian bonus yang cepat dari pemerintah. Ia berencana untuk membuka tempat latihan taekwondo dari bonus tersebut.

"Ini cepat banget, belum penutupan langsung dapat, biasanya sebulan setelahnya baru dapat, kepedulian pemerintah untuk atlet Indonesia," kata Defia.

Atlet peraih medali perunggu Asian Games dari cabang bridge, Bambang Hartono pun memuji kecepatan pencairan bonus dari pemerintah kepada para atlet. Atas capaian medali perunggu, Bambang pun berhak mendapatkan Rp 150 juta.

 "Luar biasa, apresiasi kepada pemerintah dan pemberiannya sangat bagus sekali karena langsung apresiasi (diberikan), juga tidak perlu atlet itu kembali lagi ke Jakarta, untuk terima hadiah lagi, jadi ini sangat efisien, bagus sekali," kata Bambang.

Michael Bambang Hartono adalah pemilik Djarum sekaligus salah satu orang terkaya di Indonesia yang diumumkan majalah Forbes pada Maret 2018, total kekayaan Bambang Hartono mencapai 16,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 225 triliun. Bambang yang saat ini berusia 79 tahun merupakan atlet tertua yang mewakili Indonesia di Asian Games 2018.

Uang bonus, akan diberikan Bambang, untuk pembinaan bridge kelanjutannya. Ia pun mengaku sudah menerima bonus yang dikirimkan ke buku rekeningnya itu.

"Sudah terima ini lho," kata Bambang.

Baca juga: Sampai Jumpa di Indonesia

Tidak berhenti di Asian Games 2018

Keberhasilan kontingen Indonesia mengukir prestasi di Asian Games 2018 diharapkan tidak berhenti seiring ditutupnya gelaran multievent olahraga empat tahunan tersebut. Prestasi ini pun diharapkan bisa terus berlanjut di ajang-ajang selanjutnya.

Hal itu diungkapkan Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Asian Games 2018, Syafruddin. Menurutnya, prestasi menembus lima besar di gelaran Asian Games 2018 harus bisa dilanjutkan ke gelaran selanjutnya, termasuk di gelaran SEA Games 2018, yang bakal digelar di Manila, Filipina.

Untuk itu, Syafruddin berharap, semua pihak dan pemangku kepentingan, baik Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan pimpinan-pimpinan cabang olahraga bisa bekerja sama secara aktif. Bahkan, Syafrudin berharap, prestasi apik di Asian Games 2018 bisa terukir lagi di SEA Games 2018, dengan torehan juara umum.

"Semoga prestasi ini terukir lagi di Sea Games 2019, dan Indonesia jadi juara umum. Itu yang saya pesan kepada stakeholder. Karena terhitung sore nanti, tugas saya sebagai CdM sudah demisioner dan dikembalikan ke KOI," kata Syafrudin, Ahad.

Tidak hanya itu, demi bisa mengukir prestasi di multievent selanjutnya, mantan Wakil Kepala Polri itu meminta kepada semua pihak terkait, terutama KONI, Kemenpora, dan pimpinan-pimpinan cabang olahraga untuk langsung menggelar training camp dan pemusatan latihan, sebagai persiapan SEA Games 2018.

"Langsung training camp. Pelatnas langsung dilanjutkan, jangan kendor."

[video] Usai Rebut Emas, Jojo Segera Berlatih Kembali

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement