REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pos Indonesia (Persero) telah menerima lebih dari 3.000 ton kiriman sejak diluncurkannya program Pos Peduli Gempa Pulau Lombok pada 8 Agustus 2018. PT POs pun menggandeng sejumlah lembaga untuk mempercepat penyaluran barang.
"Ledakan ini tentu tidak mudah untuk dipikul oleh Pos Indonesia sendirian. Berbagai upaya dan kolaborasi dengan berbagai lembaga seperti TNI, Polri, BNPB termasuk dengan BUMN lainnya terus dilakukan untuk mempercepat proses penyaluran barang," kata Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) Cahyat Rohyana, Senin (3/9).
Saat ini, masih terjadi penumpukan kiriman di Kantor Pos Mataram. Selain kiriman yang akan disalurkan melalui BPBD Provinsi NTB, terdapat banyak kiriman yang beralamatkan Posko Relawan dan pribadi.
Kondisi itu cukup menyulitkan petugas dalam pemprosesan kiriman bantuan. Ia mengatakan Pos Indonesia berharap hal tersebut dapat terselesaikan dalam 2 hari ke depan sehingga Kantor Pos Mataram sudah kembali dapat memproses kiriman reguler.
Pada 17 Agustus 2018, Pos Indonesia sudah merilis pengumuman tentang penanganan kiriman bantuan di Pulau Lombok. Untuk kiriman dengan alamat Posko Peduli Gempa cq Kantor Pos Mataram atau Kantor Pos Selong akan diserahkan ke BPBD Provinsi NTB.
Selanjutnya, untuk kiriman yang sudah telanjur menggunakan alamat pribadi dan disertai dengan nomor telepon, penerima akan dihubungi untuk mengambil kiriman ke kantor pos dengan menunjukkan identitas diri.
“Untuk kiriman yang alamatnya tidak sesuai dengan di atas, akan diupayakan penyerahannya semaksimal mungkin disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada,” katanya.
Ia menambahkan, Pos Indonesia berkomitmen untuk terus menyalurkan kiriman bantuan sampai tuntas. Bagi masyarakat yang barang bantuannya belum tersalurkan dengan cepat dimohon kesabarannya. "Semoga dalam waktu dekat semua barang sudah akan tersalurkan dengan baik," katanya.