Selasa 04 Sep 2018 08:25 WIB

Kepala BKP Pimpin Delegasi RI dalam World Food Summit 2018

Fokus KTT better food for more people membahas identifikasi tantangan global

Red: EH Ismail
Konferensi Tingkat Tinggi/ World Food Summit  (WFS)
Konferensi Tingkat Tinggi/ World Food Summit (WFS) "Better Food for More People" di Copenhagen-Denmark, 29-31 Agustus 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi memimpin Delegasi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi/ World Food Summit  (WFS) "Better Food for More People" di Copenhagen-Denmark, 29-31 Agustus 2018.

WFS dilaksanakan di empat venue utama, yaitu di The National Parliament, Bella Center,  Bita Copenhagen, dan Borsen.  Pertemuan yang dihadiri 1.096 peserta dari 56 negara ini dibuka oleh Puteri Denmark, Princess Marie.  Diskusi panel yang digelar dalam KTT ini menghadirkan narasumber dari birokrat, politisi, pebisnis, dan NGO terkait.

Menurut Agung,  KTT better food for more people diselenggarakan setiap tahun. Fokus bahasan mengenai identifikasi tantangan global yang dihadapi. Pada 2017, KTT fokus pada formulasi rekomendasi sebagai solusi permasalahan, dan 2018 fokus pada rekomendasi dan rencana aksi.

"KTT saat ini fokus pada bagaimana negara-negara membuat rencana aksi untuk mewujudkan pangan yang lebih berkualitas," kata Agung.

Agung melanjutkan, fokus negara-negara berkembang dan maju saat ini sudah melangkah kedepan bukan hanya peningkatan produksi, namun  mengarah ke food safety, food industry dan food healthy.

"Kita tentu tidak mau ketinggalan, industri makanan kita saat ini berkembang signifikan, produksi kita maksimalkan untuk mencapai target world food basket, dan tidak hanya itu keamanan pangan baik segar maupun olahan juga kita tingkatkan," lanjut Agung.

KTT better food for more people ditutup oleh Menteri Lingkungan dan Pangan Jakob Ellemann-Jensen  di Borsen (31/8).

Poin penting yang dapat diambil dalam pertemuan ini adalah pentingnya penguatan sistem ketahanan pangan, terutama food safety dan food industry. Selain itu  pertemuan WFS juga memberi kesempatan kepada Indonesia dapat bertukar pikiran dan meningkatkan kerjasama melalui billateral meeting.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement