REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menyatakan telah menangkap sekitar 350 orang terduga teroris hingga awal September 2018. Sementara, rumah tahanan khusus untuk para terduga teroris itu masih dalam proses pembangunan.
"Kita sedang menunggu rumah tahanan dibangun," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, Selasa (4/8). Rumah tahanan itu, dibangun di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, tidak lebih dari tiga kilometer dari kediaman Presiden Republik Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.
Rutan untuk terduga teroris tersebut dibangun dengan sistem kontainer. Kapasitas untuk kontainer tersebut sebanyak 400 tahanan. Menurut Setyo, diprediksi rutan tersebut akan selesai dibangun dalam waktu tiga sampai empat bulan.
(Baca: Sudah 350 Terduga Teroris Ditangkap)
Saat ini, belum diketahui pasti di mana para terduga teroris tersebut ditahan. Salah seorang sumber Republika, istri seorang terduga teroris di Blitar mengaku mendapat informasi bahwa suaminya diboyong ke tahanan Mako Brimob Jakarta.
Namun, Setyo menegaskan, para terduga teroris dititipkan di Polres dan Polda di berbagai daerah dengan pemantauan Satgas Antiteror Polda. Menurut dia, penitipan terduga teroris di daerah-daerah bersifat rawan. Pasalnya, dikhawatirkan para terduga teroris tersebut masih bisa menyebarkan pahamnya.
"Ini kan rawan kalau dititip. Kalau dia memberikan pemahaman yang lain akan berkembang lagi padahal kita ingin deradikalisasi jangan sampai menyebar," kata Setyo.
Pembangunan rutan di Cikeas pun diharapkan dapat segera selesai. Nantinya, rutan ini akan digunakan khusus untuk para terduga teroris sebelum diproses lanjut ke pengadilan sampai akhirnya dijebloskan ke lembaga permasyarakatan bila terbukti bersalah.