REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral siap mengatasi aksi spekulan perdagangan valuta asing (valas). Perry mengatakan, BI bersama dengan OJK akan terus memantau transaksi valas di Tanah Air guna menjaga stabilitas nilai tukar.
"Sebelum Turki dan Argentina, kami bersama OJK memeriksa ke bank mengenai underlying. Pada waktu itu kami tidak menemukan ada pembelian valas tanpa underlying. Tapi, pada waktunya kami bersama OJK akan memeriksa lagi ke bank-bank," kata Perry di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa (4/9).
Perry menekankan, BI memiliki ketentuan terkait pembelian dolar AS. Syaratnya, kata dia, adalah dokumen pendukung dari nasabah atau underlying. Oleh karena itu, BI akan terus menyoroti pembelian valas ke depannya.
Selain itu, Perry juga menyampaikan kepada importir atau korporasi untuk tidak tergesa-gesa memburu dolar AS. "Tidak perlu nubruk-nubruk. Kami sudah sediakan swap. Ada persepsi, belum waktunya, sudah beli. Itu harus ditangani," kata Perry.
Perry menegaskan, bank sentral berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah. BI juga siap meningkatkan intervensi, baik di pasar valas maupun pembelian SBN di pasar sekunder sejak pekan lalu.
"Intensitasnya semakin tinggi, jumlahnya ditingkatkan dari hari Kamis (30/8). Kami intervensi dalam jumlah yang besar di pasar valas," ujar Perry.