REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Korea Selatan melanjutkan kerjasama pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) "eco-innovation". Hal ini merupakan salah satu upaya mendorong UKM sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Chairman ASEM SMEs Eco-Innovation Myung Ki Sung mengatakan, kerjasama tersebut diwujudkan dalam sebuah pertemuan 2018 ASEIC Global Innovation Forum yang digelar di Jakarta, Selasa (4/9). Forum serupa telah digelar di Korea Selatan pada tiga tahun silam.
Menurutnya, UKM telah memegang peran yang sangat penting dalam perekonomian global dan menjadi kunci penggerak pertumbuhan dan inovasi. "Oleh karena itu, kita perlu mendorong UKM baik di Indonesia maupun di Korea agar semakin inklusif dan memiliki masa depan yang lebih berkelanjutan," katanya melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id.
Ia juga berpendapat kontribusi UKM dan koperasi yang semakin tinggi akan meningkatkan kinerja pembangunan di sebuah negara. Meski ia menyadari UKM juga menghadapi beragam kendala di antaranya keterbatasan sumber daya hingga kerasnya kompetisi pasar. UKM pun harus mulai melihat dan menggarap peluang bisnis berbasis eco-innovation.
Terkait Indonesia, Myung Ki Sung melihat potensinya yang sangat besar sebagai kantong UKM yang inovatif dan peduli lingkungan."Indonesia dan Korea memiliki potensi untuk memperkuat kerja sama dalam bidang ini, Indonesia dengan sumber dayanya yang besar dan Korea dengan teknologi tingginya," kata dia.
Vietnam misalnya, telah berhasil menjadi negara yang mampu mengembangkan potensi UKM-nya karena banyak melakukan transfer teknologi dengan Korea. Dengan begitu, ia berharap Indonesia bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring menambahkan, ada tiga program terkait pengembangan UKM yang dapat dan akan dikerjasamakan antara Korea dengan Indonesia meliputi global innovation forum, pertukaran teknologi dan business matching."Sejak lama kita sudah bekerja sama dengan baik," ujarnya.
Apalagi, Indonesia memiliki banyak sumber daya. Sumber Daya Manusia (SDM) saja mencapai 250 juta dan sumber daya alam, laut yang begitu luas dari barat ke timur.
"Sementara Korea punya teknologi tinggi, kita bisa match-kan, ini kombinasi yang baik, win win solution," katanya.