Rabu 05 Sep 2018 07:37 WIB

Food Station Tjipinang Tanam 167 Ribu Hektare Bawang Putih

Perseroan tengah mencari lokasi lain yang pas untuk menanam bawang putih.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Bawang putih
Foto: pixabay
Bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Food Station Tjipinang (PT FS) menargetkan penanaman 167 ribu hektare bawang putih tahun ini. Hingga September, capaian penanaman masih sangat kecil.

"Kita baru mulai tanam sekitar dua sampai tiga ribu hektare," kata Direktur PT FS Arief Prasetyo, Selasa (4/9). Penanaman ini sudah mulai tanam di Cianjur sejak sepekan terakhir.

Diakui Arief, hal tersulit dalam memenuhi target adalah Feasibility Study sehingga diperlukan waktu cukup lama dalam menentukan lokasi. Apalagi, lahan yang dimiliki petani rata-rata hanya 0,5 hektare sehingga kesulitan mencari lahan yang luas. 

Saat ini, tim badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut tengah mencari lokasi yang sesuai. Seperti diketahui, komoditas bawang putih bisa tumbuh dengan baik jika ditanam pada ketinggian di atas 800 meter di atas permukaan laut (dpl) dan memiliki curah hujan cukup.

Selain Cianjur, Majalengka juga berpotensi menjadi lokasi tanam PT FS. "Berikutnya lagi kita kemungkinan besar akan di Minahasa sama di Danau Toba," katanya.

Baca juga, Bantul akan Panen Bawang Merah Ratusan Hektare

Food Station mendapat kuota impor sebesar 10 ribu ton bawang putih. Hingga saat ini realisasi impor rata-rata masuk 10 kontainer (satu kontainer sekitar 29 ton) sepekan. Angka tersebut khusus untuk DKI Jakarta.

"Itu equivalen sekitar 15-20 persen penjualan bawang putih di Jakarta," ujar dia.

Meski memiliki kuota impor sebesar 10 ribu ton, pihaknya memilih mendatangkannya secara bertahap hingga akhir tahun. Bawang putih tersebut yang telah masuk satu bulan terakhir langsung dikirim ke distributor untuk disebarkan ke masyarakat sebagai bentuk stabilisasi harga.

"Kita jaga supaya harganya di bawah Rp 22 ribu per kilogram (kg)," kata dia.

Meski melakukan impor, ia melanjutkan, masyarakat harus mampu mengurangi konsumsi luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan adanya aturan wajib tanam bawang putih sebesar lima persen dari Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).

Ia pun optimistis bisa menanamnya dengan serius yakni dengan mempelajari bagaimana pertanaman yang tepat, bibit unggul yang digunakan, pemilihan saprotan dan wilayah tanam.

"Kita tidak boleh gagal," tegasnya.

Food Station menggunakan bibit bawang putih asal Taiwan yang dibeli dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kg. Biasanya, dalam satu hektare lahan diperlukan 600 kg sampai 1 ton bibit bawang putih dan bisa menghasilkan minimal 6-8 ton per hektare.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement