REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengabarkan selama masa peralihan musim kemarau ke musim hujan akan terjadi cuaca ekstrem. Terkait hal tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk selalu mencari informasi cuaca terbaru melalui aplikasi Info BMKG.
"Jadi kita selalu mengimbau agar masyarakat rajin-rajin membuka Info BMKG. Jadi, bagi masyarakat cukup dengan download aplikasi tersebut untuk mengakses informasi cuaca yang customize," kata Dwikorita, di Media Center BMKG, Selasa (4/9).
Ia menjelaskan, saat ini aplikasi Info BMKG dapat mengenali lokasi dengan lebih tepat. Sebelumnya, deteksi cuaca dari aplikasi tersebut mencakup sebuah kabupaten, tapi saat ini di dalam sebuah tempat saja dapat diketahui cuaca yang ada.
Ia mencontohkan pada acara Asian Games 2018 lalu aplikasi Info BMKG bisa diatur mendekteksi cuaca di sebuah venue. "Biasanya presisi ketelitiannya kan level kabupaten. Tapi saat ini bisa kita customize presisinya itu bisa untuk level venue, misalnya untuk olahraga paralayang lokasinya bisa berbeda, jadi lebih presisi prakiraan cuacanya," kata Dwikorita menjelaskan.
Dwikorita menambahkan, saat ini musim kemarau akan berlangsung lebih panjang karena awal musim hujan dimulai sekitar Oktober dan November. Terkait hal ini, masyarakat harus waspada dengan kebakaran lahan yang diakibatkan cuaca kering dan panas.
Masyarakat dapat melihat informasi titik panas yang berpotensi muncul melalui laman resmi BMKG. Saat ini, informasi mengenai titik panas tersebut sudah diperbarui menggunakan Satelit Himawari dan cenderung memakan waktu penyebaran informasi yang lebih sedikit.
"Kelebihannya Himawari ini setiap 10 menit kita bisa update data. Dari data numeris menjadi visual dan menunjukkan titik-titik panas atau hotspot tadi. Artinya setiap 10 menit kita bisa melihat perkembangan hotspot bahkan malam hari juga bisa," lanjut Dwikorita.