REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul di kalangan pengguna media sosial yang terafiliasi dengan organisasi masyarakat (ormas) Islam. Dari 90,4 persen pengguna media sosial beragama Islam, 45,6 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Peneliti LSI Ardian Sopa mengatakan, bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pejawat unggul di semua segmen pengguna media sosial yang berafiliasi ke ormas Islam. "Kecuali di PA (Persaudaraan Alumni) 212 dan ormas lainnya di luar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah," katanya, di Jakarta, Rabu (5/9).
Di kalangan pengguna media sosial NU, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih elektabilitas 59 persen dari basis data 45,6 persen. Sementara, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya 36,5 persen. Sedangkan di kalangan Muhammadiyah, pasangan pejawat itu meraih dukungan 46,6 persen dari populasi 7,3 persen, Prabowo-Sandiaga 41,1 persen.
Tak hanya itu, lanjut Ardian, Jokowi-Ma'ruf juga unggul di kalangan pengguna media sosial Muslim yang mengaku bukan bagian ormas manapun. Di kalangan itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 48,5 persen berbanding 38,8 persen bagi pasangan penantang dari populasi 30,1 persen.
Sementara, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya unggul di kalangan PA 212 dan ormas Islam lainnya. Keunggulan itu tampak dari perolehan elektabilitas mencapai 72,7 persen di PA 212 berbanding 27,3 persen bagi pasangan pejawat.
Sementara di ormas Islam lainnya, keunggulan Prabowo-Sandiaga mencapai 60 persen dari populasi 1,5 persen. Berbanding terbalik dengan capaian elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang hanya 20 persen.
Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan Jokowi-Ma'ruf tak bisa meraih sempurna suara Islam di media sosial adalah gerakan #2019GantiPresiden. Berdasarkan hasil survei, gerakan #2019GantiPresiden lebih disukai pengguna media sosial ketimbang bukan pengguna media sosial.
Dari 28,5 persen masyarakat yang menggunakan media sosial, 63,2 persen menyatakan suka pada #2019GantiPresiden. Angka itu lebih tinggi dibandingkan tingkat kesukaan #2019GantiPresiden di kalangan bukan pengguna media sosial yang hanya sebesar 51,8 persen.
"Tingkat kesuksesan #2019GantiPresiden lebih tinggi di pengguna media sosial," katanya.