Rabu 05 Sep 2018 19:57 WIB

KH Ma'ruf Minta Dukungan Muhammadiyah Sebagai Cawapres

Pertemuan dilakukan secara tertutup.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menerima Bakal Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (5/9).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menerima Bakal Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden, KH Ma'ruf Amin bersilaturahim ke kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/9) malam. Dalam kunjungannya itu, KH Ma'ruf ingin meminta dukungan kepada PP Muhammadiyah untuk maju pada Pemilihan Presiden 2019.

Ketua Umum MUI nonaktif ini juga akan meminta doa kepada PP Muhammadiyah agar bisa menang bersama Joko Widodo pada pilpres mendatang. "Saya sekarang formal ingin memberi tahu saya ditunjuk sebagai wakil presiden. Saya minta doanya dan kalau bisa minta dukungannya begitu," ujar KH Ma'ruf kepada wartawan dengan diiringi tawa saat tiba di Kantor PP Muhammadiyah.

photo

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, KH Ma'ruf tiba di Kantor PP Muhammadiyah sekitar pukul 18.40 WIB. Seperti biasa, KH Ma'ruf tampak menggunakan kopiah hitam dan serban. Kiai asal Banten ini kemudian disambut Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, yang sekaligus Sekjen MUI Pusat.

"Ini silaturahim karena saya ketua umum MUI. Nah MUI itu juga kan representasi dari ormas-ormas Islam. Karena Muhammadiyah itu juga merepresentasikan MUI, maka saya juga memberi tahu secara langsung, walaupun sudah tahu ya," ucap KH Ma'ruf.

KH Ma'ruf kemudian naik ke lantai dua gedung PP Muhammadiyah bersama rombingannya. Pertemuan pun dilakukan secara tertutup.

photo

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement