Rabu 05 Sep 2018 23:48 WIB

Butuh Kreativitas Olah Pangan Pengganti Beras

Pengolahan umbi-umbian menjadi kudapan yang nikmat membutuhkan kreativitas.

Gerakan Makan Sayuran, Buah, Umbi-umbian, Kacang-kacangan, dan Ayam Merawang. Ilustrasi
Gerakan Makan Sayuran, Buah, Umbi-umbian, Kacang-kacangan, dan Ayam Merawang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong masyarakat setempat krearif mengolah bahan pangan pengganti beras, untuk menekan konsumsi beras.

"Saat ini, Pemkab Kulon Progo menggencarkan sosialiasi kepada masyarakat terkait pengolahan pangan pengganti beras," kata Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Trenggono di Kulon Progo, Rabu (5/9).

Menurut dia, pangan pengganti beras bisa dengan ketela pohon, ketela rambat, umbili, uwi, gadung, ganyong, garut dan lainnya. Komoditas pangan tersebut sangat kaya karbohidrat, dan bisa menjadi pengganti nasi.

"Budi daya umbi juga sudah dilakukan oleh kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT), harapannya diikuti masyarakat Kulon Progo secara lebih luas," katanya.

Selain itu, Trenggono mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan mengkampanyekan pentingnya menu beragam, bergizi seimbang dan aman bagi keluarga.

Saat ini kesadaran masyarakat sudah meningkat, perihal pentingnya menu konsumsi harian yang beragam, bergizi seimbang dan aman bagi keluarga.  "Menu yang memenuhi kandungan gizi, vitamin, mineral, karbohidrat dan zat penting lain, mendukung meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat," katanya.

Salah satu pakar gizi, Esti Hartati mengatakan pengolahan umbi-umbian menjadi kudapan yang nikmat, membutuhkan kreativitas. Mengingat, umbi-umbian adalah bahan pangan yang bersifat tawar. Sehingga, perlu ditambah sedikit gula dan garam untuk membangun rasa.

Selain itu, waktu yang dibutuhkan saat mengolah makanan berbahan dasar umbi, turut memengaruhi rasa maupun keberadaan zat penting bermanfaat dalam umbi, agar tidak hilang. "Hal ini menjadi tantangan bagi warga Kulon Progo dalam mengolah pangan lokal," katanya.

Ia berharap saat New Yogyakarta International Airport beroperasi, makanan berbahan lokal bisa tampil di sejumlah rumah makan atau restoran di Kulon Progo. "Pangan lokal diharapkan mampu menarik minat orang yang datang ke Kulon Progo," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement