REPUBLIKA.CO.ID, WAHINGTON DC -- Donald Trump menolak sebuah buku yang berisi kritikan terhadap kepemimpinannya sebagai presiden Amerika Serikat. Buku berjudul "Fear" itu merupakan karya seorang jurnalis pembongkar skandal Watergate bernama Bob Woodward. Skandal itu menjatuhkan presiden Nixon.
Dalam bukunya, Woodward menggambarkan kekacauan dan disfungsi Gedung Putih selama kepresidenan Trump. Woodward menyatakan buku ini merupakan hasil wawancara dengan para 'orang-orang kunci' dalam jajaran pemerintahan Trump.
Woodward mengklaim beberapa tokoh yang dia wawancarai sering mengabaikan arahan Trump yang kerap kali aneh. Menurut Woodward, hal itu sengaja dilakukan demi melindungi negara dari presidennya sendiri.
Menanggapi kritikan tersebut, Trump pun membalasnya dalam serangkaian status di Twitter. Trump mengklaim bahwa Woodward bekerja untuk Partai Demokrat. Publikasi buku itu disebut sebagai upaya untuk merusak Partai Republik pada pemilihan di bulan November mendatang.
Baca juga, Trump Punya Rencana Bunuh Assad.
“Bukankah memalukan bahwa seseorang dapat menulis artikel atau buku, benar-benar mengarang cerita dan membentuk gambar seseorang yang secara harfiah merupakan kebalikan dari fakta, dan lolos begitu saja tanpa pembalasan atau biaya," tulis Trump di Twitter-nya dilansir dari The Guardian.
Pada unggahan selanjutnya, Trump pun menyinggung tentang undang-undang pencemaran nama baik AS. "Tidak tahu mengapa politisi Washington tidak mengubah undang-undang pencemaran nama baik?” tulisnya.
Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders pada Selasa sore telah menolak buku itu. Dia mengatakan buku itu tidak lebih dari sekedar kisah-kisah palsu. Banyak kalangan wartawan tidak puas dengan buku itu.
Selain itu, Gedung Putih juga mengeluarkan pernyataan dari kepala staf, John Kelly, salah seorang sumber yang dikutip dalam buku itu. Menurut Gedung Putih, Kelly menyangkal salah satu klaim dalam buku yang menyebut bahwa dirinya sangat marah dengan tingkah laku Trump.
Dalam buku dikatakan Kelly menggambarkan Trump sebagai pribadi yang idiot. "Ide saya pernah menyebut presiden idiot itu tidak benar," kata Kelly.