REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT --Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) tidak ingin berlama-lama tenggelam dalam kesedihan akibat bencana gempa bumi. Tidak hanya untuk memulihkan kondisi sosial masyarakat yang terdampak, tetapi juga membangkitkan sektor yang diandalkannnya, yaitu pariwisata.
Sebelumnya, banyak pihak khawatir gempa akan melumpuhkan pariwisata di Lombok Barat. "Karena destinasi utama Lombok Barat justru terletak di empat kecamatan yang paling terdampak gempa," ujar Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid di Lombok Barat, NTB, Kamis (6/9).
Untuk itu, ketika menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu, Fauzan secara khusus menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat peduli untuk segera merehabilitasi sektor pariwisata yang terdampak oleh gempa kemaren.
"Kawasan Senggigi merupakan primadona pariwisata yang terdapat di Kecamatan Batulayar, Lombok Barat. Di kawasan ini terdapat magnet wisata pantai plus akomodasi paling refresentatif di NTB," kata dia. Saat ini, kata Fauzan, magnet itu seperti mati suri, angka kunjungan wisatawan seperti terjun bebas.
Manajer Pemasaran Kila Hotel Senggigi, Fauzan Akbar mengakui tingkat hunian di hotelnya jauh berkurang. "Sekarang ini mestinya high season. Tahun lalu di bulan-bulan ini kita sudah full booking. Sekarang tingkat hunian cuma 50 persen saja. Itu pun yang rata-rata menginap adalah relawan," ucap Akbar.
Kila Hotel, tambah Fauzan, hanya mengalami kerusakan minor karena rata-rata berbentuk bungalow dan berbahan baku kayu. Kondisi lebih parah dirasakan oleh manajemen Hotel Aruna. Hotel dengan kapasitas kamar mencapai 143 kamar, saat ini terpakai hanya lima kamar.
"Bayangkan, cuma tiga persen saja," keluh seorang senior sales eksekutif Hotel Aruna, Sofyan Hadi.
Menyikapi hal tersebut, Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Pariwisata Lombok Barat berinisiatf untuk menggelar lagi event tahunan Festival Pesona Senggigi. Kepala Bidang Promosi, Sumarto, Dinas Pariwisata Lobar berharap event tersebut mampu memulihkan citra pariwisata di Lobar.
"Gelaran event ini juga untuk menyuarakan kita sudah bangkit. Kita ingin wisatawan nusantara maupun mancanegara tahu bahwa Senggigi sudah pulih," ujar Sumarto.
Festival tersebut akan digelar pada 1-2 Oktober. Untuk kali ini, Pemkab Lombok Barat mengusung tema Rowah Asuh Gumi Paer. Menurut salah seorang anggota Dewan Kesenian Lombok Barat, Lukman menjelaskan makna tema tersebut.
"Festival kali ini menjadi ritual ruwatan bumi agar Allah senantiasa memberi perlindungan dan memelihara bumi Lobar," kata Lukman.
Di festival kali ini, tambah Lukman, akan digelar pagelaran tari, lomba gendang beleq, pentas musik amal, dan pagelaran kesenian daerah lainnya. "Bahkan kita akan menyelenggarakan juga trauma healing," ucapnya.