Home >> >>
Dekati Nadliyin, Parpol Akan Politisasi Gus Dur
Kamis , 16 Jan 2014, 06:11 WIB
alm KH Abdurrahman Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cara yang dilakukan partai politik untuk meraih dukungan Nahdliyin. Misalnya, dengan mengangkat nama tokoh besar NU Abdurrahman Wahid (Gus Dur). 

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menilai, Gus Dur memang menjadi ikon dari NU dan memiliki karisma yang sangat mengakar dalam komunitas Nahdliyin. 

Karenanya, lanjut dia, tidak terhindarkan ikon Gus Dur dipolitisasi oleh partai politik. Ia juga mencontohkan hal serupa terhadap ketokohan Sukarno.

Menurut dia, tokoh-tokoh besar seperti Gus Dur ini mempunyai pengaruh besar yang dapat diusung dalam aktivitas partai politik untuk meningkatkan elektabilitasnya. "Contohnya haul Gus Dur dirayakan PPP atau PKB, dan lainnya," ujar dia, Rabu (15/1).

Namun, Gun Gun mengingatkan langkah-langkah yang dilakukan partai politik. Jangan sampai upaya penggiringan dengan mengusung tokoh seperti Gus Dur melukai pihak lain. Khususnya untuk keluarga Presiden RI keempat itu. "Dampaknya berbahaya dan bisa menimbulkan kemarahan dan kekecewaan. Harus proporsional," kata dia.

Gun Gun mengatakan, jangan sampai partai politik menunggangi ikon tertentu dan melakukan penggiringan dengan testimoni yang mengatasnamakan tokoh tersebut.

Misalnya, ia mengatakan, dengan menyebut Gus Dur hanya mendukung salah satu partai tertentu. "Mengklaim Gus Dur menghendaki basis NU mendukung salah satu partai. Jadi testimoni manipulasi," ujar dia.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar