REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sholahudin Wahid masih menaruh harapan kepada partai politik Islam yang akan berkompetisi pada Pemilu 2014. Dia pun memberikan beberapa nasihat kepada elit parpol agar mampu bersaing.
Menurutnya, elit partai politik (parpol) Islam harus bersatu menghadapi Pemilu 2014. Komunikasi politik antar elit parpol Islam harus lebih intensif agar kepentingan umat dan bangsa bisa terakomodir.
“Mereka perlu sering ketemu. Tukar pikiran menyatakan persepsi komunikasi politik. Pokoknya harus,” kata pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Sholahudin Wahin ketika dihubungi RoL, Senin (27/1).
Partai politik Islam sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar untuk memberi warna dominan pada arah politik Indonesia. Sayangnya potensi itu kurang termanfaatkan secara optimal lantaran perpecahan di internal elit mereka sendiri.
Gus Sholah mencontohkan perpecahan yang terjadi di internal PKB. Menurut Gus Sholah perpecahan membuat suara PKB terfragmentasi menjadi beberapa bagian. “Dahulu suara PKB tinggi tapi karena konflik otomatis merosot suaranya,” ujar Gus Sholah.
Pemilu 2014 dinilai harus menjadi momentum kebangkitan kekutan politik Islam. Di sini, Gus Sholah mengingatkan pentingnya PKB memanfaatkan peluang atas tidak lolosnya PKNU dan PKBIB bentukan Yenny Wahid sebagai peserta Pemilu 2014.
“Sejauh mana pengikut Yenny akan memilih PKB? Itu peluang yang bisa dimanfaatkan PKB,” katanya.
Selain berkonsentrasi meraih suara pada pemilu legislatif (pileg), parpol Islam juga perlu memikirkan siapa capres yang akan mereka usung atau dukung pada pemilu presiden (pilpres).
Dalam konteks ini Gus Sholah mengatakan figur yang didukung parpol Islam sebaiknya tidak hanya merepresentasikan kekuatan Islam, namun juga merepresentasikan tingkat elektabilitas yang mumpuni. “Misalnya Mahfud MD dan Jusuf Kalla,” katanya
Betapapun Gus Sholah sadar mempertemukan kekuatan politik Islam tidak lah segampang yang dibicarakan. Dia mengatakan perlu kerja keras, kekuatan finansial, dan strategi yang tepat agar kekuatan politik Islam bisa diperhitungkan.
Gus Sholah berharap tokoh-tokoh Ormas Islam bisa bergerak menginisiasi lahirnya kekuatan politik Islam yang bersatu. “Tokoh Islam mesti bersatu mendorong penyamaan persepsi parpol Islam,” ujarnya.