Home >> >>
Caleg Diminta Tak Pentingkan Kekuasaan Uang
Selasa , 28 Jan 2014, 07:30 WIB
Money Politic (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Bupati Kabupaten Gorontalo, David Bobihoe Akib, mengimbau seluruh caleg tidak melahirkan Pemilu transaksional.

Pemilu transaksional, kata David, adalah pemilu yang hanya mementingkan kekuasaan uang di atas segala-galanya. Sehingga caleg dengan mudahnya membeli suara untuk meraih dukungan signifikan.

Ia berkata, masyarakat Gorontalo khususnya di kabupaten ini, sudah sangat cerdas sehingga dipastikan sehari sebelum Pemilu Legislatif (Pileg) digelar, sebanyak 70 persen sudah punya pilihan.

Karenanya, caleg diimbau mampu memberikan pencerahan demokrasi dan pendidikan politik, agar masyarakat dapat memilih wakil rakyat secara objektif. "Yaitu, memilih wakil rakyat yang mampu memperjuangkan aspirasi secara bertanggungjawab," ujar Bupati.

Bupati David mencontohkan, wilayah Kecamatan Telaga dan sekitarnya terdapat 108 caleg yang akan memperebutkan sembilan kursi di DPRD Provinsi Gorontalo, serta di Boliyohuto dan sekitarnya, ada 72 caleg untuk enam kursi saja.

Sehingga partai politik dan calegnya, diharapkan mampu menghormati tahapan Pileg agar tidak ternoda kampanye hitam yang akan merugikan caleg itu sendiri.

"Jangan menghalalkan uang untuk meraih simpati rakyat, namun buktikan kesungguhan dan kerja nyata sehingga caleg tidak sekedar mencari rakyat saat Pileg berlangsung," ujar bupati yang menginginkan Pemilu di kabupaten ini berjalan aman dan lancar.

Terkait sikapnya sebagai kepala daerah, ia menegaskan akan berada di tengah-tengah menjadi pembina politik bagi seluruh partai dan tidak akan memanfaatkan fasilitas pemerintah meski istrinya sendiri, Rahmiyati Yahya adalah caleg DPD RI.

"Bohong jika saya tidak akan berjuang untuk memenangkan istri saya, namun sebagai kepala daerah saya tetap berlaku sesuai sumpah jabatan mengedepankan pelayanan pemerintahan kepada rakyat untuk kemajuan daerah ini," Ujarnya.

Redaktur : Karta Raharja Ucu
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar