Home >> >>
Survei: Iklan Hanura dan PKPI di TV Tak Dongkrak Popularitas Partai
Kamis , 30 Jan 2014, 04:15 WIB
Republika/Prayogi
Sejumlah simpatisan partai Hanura mengangakat poster saat deklarasi calon presiden dan wakil presiden dari Partai Hanura di Jakarta, Selasa (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iklan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Hanura yang marak tayang di televisi dianggap tidak mendorong popularitas keduanya.

"Dalam iklan PKPI dan Hanura, yang ditunjukkan adalah sosoknya, 'man behind the gun'-nya. Bukan partainya sehingga publik, ya, hanya melihat sosok itu, bukan partainya," kata peneliti senior Founding Father House Dian Permata di Jakarta, Rabu (29/1).

Selain hanya menunjukkan sosok yang diusung partai, iklan-iklan tersebut juga sama sekali tidak mencantumkan nomor urut partai dalam pemilu 2014. Padahal, identifikasi nomor urut juga berpengaruh pada elektabilitas partai dan langkah menuju Senayan tahun ini.

Dalam survei terbarunya, ia menemukan, hanya 7,75 persen dari 1.070 responden yang dapat menyebut nomor urut Partai Hanura. Kemudian sebanyak 0,46 persen dapat menyebut nomor urut PKPI.

"Sayangnya pesan atau visualiasi yang disampaikan lebih mengedepankan tokohnya. Padahal, visualisasi konsep seperti itu cocoknya setelah pileg atau untuk pilpres," ujarnya.

Hal sebaliknya terjadi pada Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga gencar berkampanye lewat iklan di televisi.

Dalam survei yang sama, sebanyak 14,85 persen dari 1.070 responden dapat menyebutkan nomor urut Gerindra dengan benar. Sementara itu, sekitar 19,81 persen dari 1.070 responden juga dapat menyebutkan dengan benar nomor urut PAN.

"Dalam kasus Gerindra, meski sosoknya dimajukan, mereka juga tidak lupa menyisipkan nomor dalam iklannya. Kalau di PAN, di dalam lirik lagu iklannya kerap disebut 'delapan, delapan' nomor urutnya, sehingga efektif," katanya.

Survei dilaksanakan 18 Desember 2013 hingga 25 Januari 2014 di 34 provinsi dengan melibatkan 1.070 responden yang sudah memiliki hak pilih pada pemilu 2014. Kecuali anggota TNI dan Polri aktif.

Pengambilan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan bantuan kuisioner. Sementara tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error kurang lebih tiga persen.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar